Berita

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dinilai tak pantas pimpin Ibukota Negara baru (IKN)/Net

Politik

Melihat Track Record, Ahok Tak Pantas Jadi Kepala Otorita IKN

JUMAT, 28 JANUARI 2022 | 09:49 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tidak layak mendapat jabatan sebagai Kepala Otorita Ibukota Negara (IKN). Dari berbagai sisi, Ahok dianggap "gelap". Baik sejak menjabat Gubernur DKI Jakarta maupun hingga menjadi Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina.

Hal itu disampaikan oleh pengamat hukum dan politik Mujahid 212, Damai Hari Lubis. Menurut Damai, berdasarkan data-data bersifat empirik atau pengalaman empiris menunjukkan bukti Ahok merupakan mantan narapidana kasus penodaan Al Quran saat menyitir surat Al-Maidah ayat 51.

Apalagi, kata Damai, ditemukannya beberapa catatan negara melalui hasil pemeriksaan tim auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) bahwa Ahok terpapar korupsi.

"Lalu pada kenyataannya, selama dua tahun ia menjabat Komut Pertamina, terbukti Pertamina dua kali mengalami kerugian. Namun ternyata ia tidak diberhentikan oleh sebab kegagalan atau kerugian yang dialami Pertamina tersebut," jelas Damai.

Damai pun menyinggung bahwa Ahok pernah menyombongkan diri, bahwa mengelola Pertamina bisa dengan tutup mata atau merem pasti untung.

"Selain itu tentang etos atau kepribadiannya publik mengenal dirinya sebagai figur yang kurang punya adab. Terbukti di hadapan publik secara audien maupun di depan kamera stasiun tv yang live, dirinya berani berkata kasar bahkan berkata jorok atau kata-kata kotor," terang Damai.

Sehingga, tegas Damai, jika benar Ahok akan ditunjuk sebagai Kepala Otorita IKN, akan sangat riskan. Karena modal pembangunan IKN berasal dari utang Luar Negeri maupun APBN.

"Untuk itu, berkaca dari perilaku dan hasil kerja Ahok serta dari beberapa temuan hasil audit BPK yang sangat sensitif, kasus temuan BPK a quo sudah dilaporkan oleh masyarakat ke KPK dan juga perihal dua kali kerugian yang dialami Pertamina, maka sungguh high risk atau mengkhawatirkan khususnya kelak dari sisi pertanggungjawaban keuangan milik negara asal APBN yang sejatinya adalah uang milik rakyat bangsa ini," pungkas Damai.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Timnas Amin Siang Ini Dibubarkan

Selasa, 30 April 2024 | 09:59

Perbuatan Nurul Ghufron Dinilai Tidak Melanggar Etik

Selasa, 30 April 2024 | 09:57

Parpol Ramai-ramai Gabung Koalisi Prabowo Jadi Alarm Matinya Oposisi

Selasa, 30 April 2024 | 09:55

PKS Oposisi atau Koalisi Tunggu Keputusan Majelis Syuro

Selasa, 30 April 2024 | 09:46

Anggaran Sudah Disetujui, DPRD DKI Tunggu Realisasi RDF Skala Perkotaan

Selasa, 30 April 2024 | 09:36

Beli Sabu, Oknum Polisi Tulungagung Ditangkap

Selasa, 30 April 2024 | 09:31

MPR akan Bangun Komunikasi Politik dengan Jokowi hingga Hamzah Haz Jelang Transisi

Selasa, 30 April 2024 | 09:27

Jakarta Hari Ini Cenderung Cerah Berawan

Selasa, 30 April 2024 | 09:19

Perahu Rombongan Kader PMII Terbalik, Satu Meninggal

Selasa, 30 April 2024 | 09:06

2 Mei, Penentu Lolos Tidaknya Garuda Muda ke Olimpiade Paris

Selasa, 30 April 2024 | 08:48

Selengkapnya