Berita

Dosen hukum pidana dari Universitas Trisakti, Azmi Syahputra/Net

Politik

OTT KPK Jadi Bukti Mafia Peradilan dan Jual Beli Hukum Itu Nyata

MINGGU, 23 JANUARI 2022 | 11:57 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Keberadaan mafia peradilan di negeri ini kian nyata. Terbukti praktik hukum negatif yang diperdagangkan itu masih terjadi.

Perilaku demikian ini, kata dosen hukum pidana dari Universitas Trisakti, Azmi Syahputra, dapat menumbangkan makna bahwa pengadilan bukan lagi sebagai benteng terakhir keadilan. Sebab masih terjadi jual beli hukum di pengadilan melalui panitera dan hakim.

Menurutnya, Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang berhasil menangkap hakim, panitera, dan advokat di Pengadilan Negeri Surabaya membuka fakta bahwa ada hubungan erat dan keinginan yang sama dari perangkat peradilan untuk pertukaran antara penawaran dan permintaan.


“Ada makelar hukum di sini. Bahkan hukum jadi komiditi dan bisnis melalui korupsi dan menyalahgunakan kewenangan dalam dirinya sebagai hakim,” tegasnya kepada Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu, Minggu (23/1).

Azmi Syahputra menilai, masalah korupsi peradilan tidak pernah diselesaikan secara tuntas. Masalah ini tidak semata tentang yuridis, ancaman pidana, sarana prasarana, namun harus pula dibenahi perilaku pelaku yang berinterakasi di pengadilan, termasuk hakim, panitera, advokat, jaksa, dan polisi.

“Data KPK terlihat bahwa hakim, jaksa, dan advokat merupakan bagian terbanyak kontribusi jadi pintu korupsi di peradilan,” sambungnya.

Sepanjang tidak ada kesediaan dari aparatur penegak hukum yang berinteraksi untuk berubah, komitmen untuk perang atas mafia peradilan tidak akan pernah membuka perspektif pemikiran dan perilaku yang baru.

“Jika tidak ada kesediaan berubah, sampai kapan pun akan sulit untuk mengatasi mafia peradilan,” lanjut Azmi.

Terakhir, dia menekankan bahwa mental dan karakter manusia menjadi poin penting. Perlu ada dorongan dari pimpinan lembaga penegak hukum untuk semakin memperkuat pengawasan dan pembinaan kualitas manusia Indonesia. Khususnya bagi perangkat peradilan yang semestinya dapat menjadi contoh keteladanan.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya