Berita

Perdana Menteri Kamboja Hun Sen/Net

Dunia

Malaysia: Hun Sen Harusnya Konsultasi Dulu Sebelum Kunjungi Myanmar

JUMAT, 14 JANUARI 2022 | 13:44 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Pemerintah Malaysia mengkritik langkah Perdana Menteri Kamboja Hun Sen yang melakukan kunjungan ke Myanmar untuk bertemu dengan pemimpin junta Jenderal Min Aung Hlaing.

Pekan lalu, Hun Sen mengunjungi Myanmar, seiring dengan keketuaan ASEAN pada tahun ini. Itu merupakan kunjungan seorang pemimpin asing pertama ke Myanmar sejak kudeta militer pada 1 Februari tahun lalu.

Langkah tersebut menuai kritik karena dianggap akan melegitimasi junta.

Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah mengatakan tindakan Hun Sen merupakan sepihak, dan seharusnya dikonsultasikan lebih dulu dengan ASEAN.

"Kami berharap dia setidaknya bisa berkonsultasi, jika tidak semua, dengan beberapa pemimpin saudaranya tentang apa yang harus dia katakan," ujar Saifuddin kepada wartawan pada Kamis malam (13/1).

Saifuddin mengatakan, kunjungan tersebut tidak menghasilkan apa-apa, bahkan meski Min Aung Hlaing berjanji untuk memperpanjang gencatan senjata dengan kelompok etnis.

"Bukannya kami mencoba mengajarinya (Hun Sen), tetapi biasanya para ketua ASEAN berkonsultasi dengan yang lain kapan saja (mereka) ingin melakukan sesuatu yang dianggap penting," jelasnya.

Setelah kunjungan Hun Sen, banyak pihak yang menyebut Kamboja kemungkinan akan mengundang junta Myanmar dalam pertemuan para menteri luar negeri ASEAN pada bulan ini.

Namun Saifuddin menekankan, Malaysia menolak kehadiran junta di ASEAN hingga adanya kemajuan dalam lima poin konsensus yang disepakati pada tahun lalu.

"Kami mempertahankan posisi kami bahwa bahwa sampai ada kemajuan yang jelas pada konsensus lima poin, perwakilan Myanmar di KTT ASEAN dan KTT terkait pada akhir tahun harus tetap non-politik," jelasnya.

Kekacauan di Myanmar terjadi sejak kudeta yang dilakukan oleh junta untuk menggulingkan pemerintahan yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi. Aksi kudeta memicu protes besar-besaran yang ditanggapi kekerasan oleh aparat hingga menelan 1.470 orang.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya