Berita

Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat Anatoly Antonov/Net

Dunia

Duta Besar Rusia: Semua Sanksi Washington Tidak akan Membuat Moskow Terintimidasi

JUMAT, 14 JANUARI 2022 | 08:35 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Rusia akan tetap menjadi negara yang tangguh meskipun beragam sanksi -yang tak berdasar- diluncurkan oleh Amerika Serikat.

Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat Anatoly Antonov mengatakan, seruan Kongres AS untuk sanksi baru terhadap Rusia, termasuk pembatasan kepemimpinan negara, tidak akan membuat Moskow merasa terintimidasi.

"Kami yakin, bahwa seruan di Capitol Hill untuk menggaungkan anti-Rusia dan memperkenalkan sanksi yang 'melumpuhkan' terhadap Rusia, adalah (seruan) provokatif. Kami tidak akan terintimidasi oleh sanksi apa pun," kata Antonov dalam postingan media sosial kedutaan pada Kamis (13/1).

Ia dengan yakin mengatakan, di balik tuntutan anggota parlemen untuk menghukum Rusia dengan lebih menyakitkan lagi, terlihat jelas ada upaya untuk mempengaruhi negosiasi yang sedang berlangsung tentang keamanan Eropa. "Kami melihat tekanan seperti ketidakmampuan Amerika Serikat untuk mempertahankan sudut pandangnya di meja perundingan dengan cara yang masuk akal," katanya, seperti dikutip dari TASS.

Ia juga menekankan bahwa pernyataan AS tentang dugaan rencana penyerangan yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina adalah isapan jempol yang keluar dari imajinasi yang sakit.

"Ini adalah akibat dari gangguan mental mereka. Jawabannya jelas, tidak ambigu: kami tidak memiliki niat agresif terhadap Ukraina," tegas Antonov, menambahkan bahwa politisi AS telah meluncurkan mitos 'invasi Rusia akan segera terjadi di Ukraina', namun pada akhirnya AS justru menghadapi fobia mereka sendiri.

“Kami menentang konfrontasi. Pilihan kami adalah membangun hubungan pragmatis yang setara antara Rusia dan AS. Sudah waktunya bagi politisi di Washington untuk melupakan segala bentuk ancaman. Strategi seperti itu tidak akan membawa manfaat apa pun bagi rakyat AS," katanya lagi.  

Rusia telah mempresentasikan inisiatif mereka untuk membawa situasi keluar dari krisis. Inisiatif itu telah dijelaskan di Jenewa pada 10 Januari, kemudian dilanjutkan dengan pertemuan Dewan Rusia-NATO di Brussel baru-baru ini.

"Kami menunggu tanggapan yang memadai - bukan dalam bentuk pernyataan populis, tetapi dalam bentuk proposal tertulis," tekannya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya