Berita

Ilustrasi logo NU/Net

Publika

Kepala Daerah di PBNU, Satu Ormas Ragam Partai

Oleh: Moch Eksan
JUMAT, 14 JANUARI 2022 | 00:26 WIB

STRUKTUR Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) benar-benar multipolar, seperti yang disampaikan oleh Ketua Umum, KH Yahya Chalil Staquf. Terbukti, kepala daerah yang masuk dalam kepengurusan berasal koalisi partai pengusung yang berbeda-beda.

Ada dua gubernur yang ada dalam kabinet PBNU masa khidmat 2022-2027. Antara lain H Herman Deru, Gubernur Sumatera Selatan, serta Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur.

Herman Deru


Cek Deru panggilan akrab H Herman Deru, merupakan gubernur merupakan birokrasi yang tercatat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Pemprov Sumsel pada 1987-1998.

Gubernur kelahiran 17 Nopember 1967 ini mengundurkan diri dari PNS, kemudian menjadi Bupati Ogan Komuring Ulu (OKU) Timur selama dua periode 2005-2010 dan 2010-2015.

Pada 2018, Cek Deru maju sebagai Gubernur Sumsel bersama dengan Khalid Mawardi. Pasangan ini diusung oleh Partai Nasdem, PAN dan Hanura dengan total kursi 16 kursi DPRD Provinsi Sumsel.

Kini, Cek Deru merupakan Ketua DPW Partai Nasdem Sumsel. Namun, ia tak ujug-ujug masuk ke PBNU, sebab Gubernur Nasdem ini sudah aktif di NU sejak 1997. Ia tercatat sebagai wakil bendahara PCNU Palembang.

Jadi, Cek Deru gubernur Nasdem yang NU, dan gubernur NU yang NasDem yang dipercayai sebagai Musytasar PBNU bersama dengan 33 para ulama dan tokoh yang lain.

Khofifah Indar Parawansa

Sedangkan, ibu Khofifah panggilan akrab Khofifah Indar Parawansa, merupakan gubernur perempuan pertama di Jatim pernah menjadi anggota DPR RI dari PPP pada 1992-1997 dan 1997-1998, dan DPR RI dari PKB pada 1999.

Dua kali menjadi menteri pada zaman Presiden KH Abdurrahman Wahid sebagai Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan (1999-2001), serta pada waktu Presiden Ir H Joko Widodo sebagai Menteri Sosial (2014-2018).

Pada 2018, perempuan kelahiran 19 Mei 1965 ini maju bersama dengan Emil Dardak. Pasangan ini diusung oleh Partai Nasdem, Demokrat, PPP, PAN, Partai Golkar dan Hanura dengan total kursi 42 kursi DPRD Provinsi Jatim.

Ketua PP Muslimat empat periode ini adalah perempuan tangguh dan kuat. Baru menjadi Gubernur Jatim (2019-2024) setelah tiga kali ikut Pilgub pada 2008, 2013 dan 2018.

Ibu Khofifah merupakan kader NU tulen menapaki karier organisasi mulai dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan PP Muslimat NU. Kini, ia dinobatkan sebagai ketua di jajaran Tanfidziyah PBNU

Selain dua gubernur aktif di atas, ada juga walikota aktif dan dua orang bupati dua periode. Mereka adalah Saifullah Yusuf, Mardani Maming, dan Amien Said Husni.

Saifullah Yusuf
Gus Ipul panggilan akrab Saifullah Yusuf merupakan Walikota Pasuruan (2021-sekarang) yang memiliki rekam jejak yang panjang di pemerintahan dan parlemen.

Ponakan Gus Dur kelahiran 28 Agustus 1964 ini pernah menjadi anggota DPR RI dari PDIP (1999-2000), Menteri Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal  (2004-2007) pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Wakil Gubernur Jatim dua periode (2009-2019).

Pada 2020, Ketua Umum GP Ansor dua periode maju bersama Adi Wibowo. Pasangan ini diusung oleh PKB, Golkar, PKS, PAN dan PPP maju sebagai pasangan calon walikota Pasuruan, Jawa Timur. Kini, Gus Ipul dipercaya sebagai Sekretaris Jenderal PBNU, setelah cukup lama menjadi salah satu jajaran Ketua PBNU semenjak era kepemimpinannya KH Hasyim Muzadi sampai dengan KH Said Aqil Siroj.

Gus Ipul dijuluki sebagai pendekar muktamar oleh Kiai Miftah. Lantaran keberhasilan sebagai seorang arsitek politik bagi kemenangan Kiai Said maupun Gus Yahya.

Ketua Umum HMI Cabang Jakarta (1990-1992) ini merupakan darah biru NU dari trah KH Bisri Syamsuri salah satu muassis NU. Posisi di NU senantiasa strategis sedari muda sampai sekarang. Ini tak lepas dari talenta organisatoris dari kakak Bupati Pasuruan, Irsyad Yusuf ini.
 
Mardani H. Maming

Mas Mardani panggilan akrab Mardani H Maming adalah Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). Ia mendapat mandat sebagai Bendahara Umum PBNU.

Mas Mardani  merupakan Bupati Tanah Bumbu dua periode 2010-2015 dan 2015-2018. Ia kader potensial PDIP yang pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten Tanah Bumbu (2009-2010).

CEO PT Batulicin Enam Sembilan ini tercatat sebagai Ketua DPD PDIP Kalimantan Selatan, yang berkarier menjadi Ketua Bapillu di partai moncong putih tersebut.

Putra H Maming, pengusaha Batubara ini menjadi darah segar sebagai tokoh NU yang PDIP dan PDIP yang NU. Ia tergolong sangat muda. Ia kelahiran Batulicin, 17 September 1981. Seorang anak muda yang mendapat gelar Best Achiever in Regional Leaders  dari Media Group. Gelar ini diberikan kepada kepala daerah yang terbaik.

Keberadaan Mas Mardani sebagai Bendum PBNU memberi makna no khusus terhadap kepengurusan Kiai Miftah-Gus Yahya. Makna itu adalah kabinet pelangi. Semua pasti menyadari, bahwa satu ormas NU, ragam partai.

Amin Said Husni

Mas Amin panggilan akrab dari Amin Said Husni adalah Bupati Bondowoso dua periode 2008-2013 dan 2013-2018. Ia pernah menjadi anggota DPR RI dari PKB, dari partai yang juga mengusungnya pada Pilbup Kota Tape.

Mas Amin merupakan santri tulen yang pernah menempa diri di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo dan Pendok Pesantren Tebuireng Jombang. Dari kota berdirinya NU ini, Mas Amin membangun karir organisasi dari daerah sampai nasional.

Tokoh kelahiran Pemekasan, 19 Agustus 1966 pernah menjadi Ketua Umum PMII Cabang Jombang pada 1990-1991. Dan terus masuk pada jajaran PB PMII di era Iqbal Assegaf. Pasca dari PMII, Mas Amin aktif di GP Pemuda Ansor dan pernah menjadi Sekjen di kepengurusan Gus Ipul.

Di sela-sela kesibukannya sebagai kepala daerah, Mas Amin dipilih sebagai ketua IKA PMII Jatim (2016-2021). Sekarang, ia masuk pada jajaran Ketua Tanfidziyah PBNU.

Sebagai administrator handal, Pak Amin sempat diusulkan sebagai Sekjen PBNU oleh Ketua PB IKA PMII, Ahmad Muqowam. Namun, jabatan tersebut akhirnya dipercayakan Gus Yahya kepada Gus Ipul. Sementara, Pak Amin didapuk sebagai Ketua PBNU.

Dari uraian panjang di atas, NU sekarang sangat seksi di mata publik. Banyak yang menunggu pengumum kabinet PBNU untuk melihat implementasi visi Gus Yahya dalam menata konfigurasi struktur PBNU.

Keberadaan kepala daerah pada organisasi ulama ahlussunah waljama'ah ini, memberikan sinyalemen yang kuat, bahwa NU adalah rumah pergerakan kaum nahdliyyin yang lintas partai.

Semua partai memiliki jarak yang sama dengan NU. Gus Yahya memilih memasukan para aktivis partai dalam struktur PBNU yang multipolar.

Memang realitasnya, aspirasi politik warga NU beragam. Ada PKB, ada PDIP, ada Golkar, ada Nasdem, ada PPP dan ada partai lainnya. Keanekaragaman aspirasi ini merupakan konsekuensi dari besarnya konstituensi NU yang separuh jumlah umat Islam Indonesia.

Akhirnya, saya kutipkan penyataan KH Abdul Wahab Hasbullah, berikut ini: "Mari Menjadikan Nahdataul Ulama sebagai media dakwah, perjuangan dan silaturahim. Dan jangan sampai mencari kebesaran di NU, akan tetapi besarkanlah NU, maka engkau akan menjadi besar. Sebuah kesempurnaan ada pada aksi dan bukti, bukan pada wacana dan janji".

*Penulis adalah Pendiri Eksan Institute

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya