Berita

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo/Net

Politik

BKKBN Gandeng Kemenkes Jalankan Dua Strategi Intervensi Penurunan Angka Stunting Tahun 2022

SELASA, 11 JANUARI 2022 | 14:02 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Angka kekerdilan atau stunting pada anak masih akan digenjot menurun oleh pemerintah pada tahun 2022.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo menerangkan, pihaknya telah menerima arahan Presiden Joko Widodo untuk melakukan langkah intervensi penurunan angka stunting.

Katanya, Jokowi menginginkan BKKBN fokus menjalankan langkah intervensi yang tepat sasaran, sehingga capaian 24,4 persen penurunan angka stunting pada tahun 2021 kemarin bisa terus dilakukan.


Hasto menuturkan, angka 24,4 persen pada tahun 2021 tersebut lebih rendah dari angka stunting pada tahun 2007 yang sebesar 36,8 persen.

"Kami di BKKBN ini yang ditunjuk sebagai pelaksana di lapangan terutama, kami harus mengawal apakah intervensi itu bisa tepat sasaran," ujar Hasto dalam jumpa pers virtual usai Ratas yang disiarkan kanal Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (11/1).

Hasto menjelaskan, ada dua jenis intervensi yang dilakukan untuk percepatan penurunan stunting, yaitu intervensi sensitif dan intervensi spesifik, yang nantinya akan dikerjakan bersama-sama dnegan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Untuk langkah intervensi spesifik, dipaparkan Hasto, berkaitan dengan penyebab langsung stunting umumnya di sektor kesehatan. Sedangkan intervensi sensitif berhubungan dengan penyebab tidak langsung yang dilaksanakan lintas sektor.

"(Intervensi) sensitif ini pengaruhnya cukup besar. Tadi Pak Menteri Kesehatan juga menyampaikan, ini 70 persen pengaruhnya, di antaranya adalah lingkungan yang bersih, air bersih tersedia, kemudian kemiskinan, pendidikan, itu adalah faktor-faktor yang sifatnya sensitif," terang Hasto.

"Faktor spesifiknya ini juga dikuatkan karena kalau dari proporsi anggaran yang ada memang masih butuh dukungan untuk yang hal-hal yang sifatnya kuratif, tidak sekadar promotif dan preventif," sambungnya.

Lebih lanjut, Hasto menambahkan bahwa intervensi spesifik ditujukan kepada anak dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dan kepada ibu sebelum masa kehamilan (remaja putri).

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya