Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie/Net
Sindiran Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri
kepada kelompok-kelompok pencari keuntungan di saat pandemi merupakan
bentuk sentilan keras.
Direktur Political and Public Policy
Studies (P3S), Jerry Massie bahkan menyebut hal itu sebagai kejengkelan
yang memuncak dari Megawati kepada sejumlah menteri yang memanfaatkan
momentum pandemi Covid-19 sebagai ladang meraup keuntungan.
Apalagi
sudah ada dua menteri yang dilaporkan Ketua Majelis Jaringan Pro
Demokrasi (ProDEM) Iwan Sumule atas dugaan kolusi dan nepotisme. Ini
lantaran ada perusahaan yang diduga berafiliasi dengan kedua menteri itu
yang berbisnis PCR.
"Saya pikir ini sentilan keras Megawati.
Harusnya mereka yang merasa hanya mau cari untung saat pandemi insaf dan
istigfar," ujar Jerry kepada
Kantor Berita Politik
RMOL, Senin (10/1).
Menurut Jerry, Megawati telah
menyadari adanya penyalahgunaan kewenangan dalam kerja-kerja pandemi
Covid-19 melalui pernyataannya tersebut.
Contoh lainnya, dia
menyebutkan perihal vaksinasi Covid-19 yang rencananya akan berbayar
mulai tahun ini, khususnya untuk masyarakat yang ingin mendapat suntikan
dosis ketiga
(booster).
"Saya setuju vaksin
itu gratis dan tak dibisniskan. Kita kan dapat bantuan vaksin secara
cuma-cuma, makanya jangan vaksin dibisniskan," tuturnya.
Maka
dari itu, Jerry menduga kini Megawati dan partainya tengah memikirkan
rakyat menjelang tahun politik 2024, sehingga narasi-narasi yang
dibangun, yakni yang terkait langsung dengan masyarakat.
"Saya kira PDIP semakin kritis. Jangan sampai hanya kepentingan politik kita korbankan kepentingan rakyat Indonesia," katanya.
"Barangkali narasi seperti ini yang ada dalam sanubari mantan presiden RI ini," tandas Jerry.