Berita

Polisi anti huru hara mengadang pengunjuk rasa selama protes di Almaty, Kazakhstan, Rabu, 5 Januari 2022/Net

Dunia

Almaty Hadapi Enam Gelombang Serangan Teroris yang Berasal dari Luar Kazakhstan

SABTU, 08 JANUARI 2022 | 06:39 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sekitar 4.000 teroris berhasil ditangkap selama kerusuhan besar yang terjadi di Almaty dan wilayah lainnya di Kazakhstan. Itu adalah penangkapan terbesar dari tragedi berdasar terbesar negara itu dalam sejarahnya.

Pasukan anti-teroris juga berhasil menghentikan kegiatan 'ancaman teroris terparah' di negara itu selama operasi pembersihan, Jumat (7/1).

Presiden Kazakh Kassym-Jomart Tokayev dalam postingannya di twitter pada Jumat (7/1), mengatakan, ada enam gelombang serangan teroris di Almaty selama beberapa hari belakangan. Jumlah keseluruhan teroris itu sendiri sekitar 20.000 orang. Mereka adalah orang-orang terlatih dan berasal dari luar Kazakhstan, merujuk pada bahasa yang mereka gunakan.


"Gangster dan teroris sangat terlatih, terorganisir dan dipimpin oleh pusat khusus. Beberapa dari mereka berbicara bahasa non-Kazakh. Setidaknya ada enam gelombang serangan teroris di Almaty, jumlah totalnya 20 ribu," ujar Tokayev, seperti dikutip dari Daily Sabah, Jumat.

Ia menambahkan perintah operasi kontra-teroris ditujukan untuk menghilangkan ancaman keamanan nasional.

“Mereka memukuli dan membunuh pejabat polisi dan tentara, membakar gedung-gedung administrasi, menjarah tempat-tempat pribadi dan toko-toko, membunuh warga sekuler, dan memperkosa," katanya. "Tidak ada pembicaraan dengan teroris, kita harus membunuh mereka!"

Puluhan orang tewas dalam bentrokan di jalan-jalan dan pengunjuk rasa telah membakar dan menggeledah gedung-gedung publik di beberapa kota dalam kekerasan terburuk dalam 30 tahun kemerdekaan Kazakhstan.

Meski situasi sangat buruk, tidak ada kerusakan yang terjadi di kedutaan asing yang ada di Almaty. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Kazakh, Aibek Smadiyarov, mengatakan bahwa kantor dan kediaman perwakilan asing dalam keadaan aman.

Penjaga Perdamaian dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), sebuah blok keamanan pasca-Soviet, akan tinggal di Kazakhstan untuk waktu yang belum bisa ditentukan, sampai situasi di negara itu menjadi normal.

"Pasukan penjaga perdamaian yang terdiri dari pasukan multinasional negara-negara anggota CSTO dikerahkan dan akan tetap untuk waktu yang singkat sampai situasi stabil di Kazakhstan," tulisnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya