Berita

Perdana Menteri Australia Scott Morrison/Net

Dunia

Imbangi Ekspansi Militer dan Ekonomi China, Jepang-Australia Sepakat Teken Perjanjian Pertahanan

JUMAT, 07 JANUARI 2022 | 08:32 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Di tengah usaha China yang semakin memperluas jangkauan kekuatan militer dan ekonominya, Jepang dan Australia sepakat menandatangani perjanjian untuk meningkatkan hubungan pertahanan kedua negara.

Dikatakan bahwa perjanjian yang ditandatangani selama pertemuan virtual antara Perdana Menteri Australia Scott Morrison dan rekannya dari Jepang Funio Kishida pada Kamis (6/1) itu akan berkontribusi pada stabilitas regional.

Meskipun Morrison tidak menyebut Beijing secara langsung dalam sebuah pernyataan yang dirilis sebelum penandatanganan, perjanjian tersebut dipandang sebagai langkah lain oleh sekutu regional untuk menandakan keprihatinan mereka atas ekspansi militer China.


Morrison mengatakan perjanjian tersebut merupakan pernyataan komitmen dua negara untuk bekerja sama dalam memenuhi tantangan keamanan strategis bersama yang kita hadapi dan untuk berkontribusi pada Indo-Pasifik yang aman dan stabil.

"Perjanjian Akses Timbal Balik akan memungkinkan militer Australia dan Jepang untuk bekerja dengan lancar satu sama lain dalam operasi pertahanan dan kemanusiaan," kata Morrison jelang pertemuan, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (7/1).

“Jepang adalah mitra terdekat kami di Asia seperti yang ditunjukkan oleh kemitraan strategis khusus kami, satu-satunya kemitraan seperti itu di Australia, kemitraan yang setara atas kepercayaan bersama antara dua negara demokrasi besar yang berkomitmen pada supremasi hukum, hak asasi manusia, perdagangan bebas, dan Indo- Pasifik,” kata Morrison.

Sementara Kishida menyebut perjanjian itu sebagai terobosan dan mengatakan hubungan dengan Australia akan tetap menjadi model kerja sama keamanan dengan negara lain.

Australia telah bekerja dengan Jepang, India, Inggris, dan AS untuk memperkuat hubungan pertahanan di tengah kekhawatiran tentang China, termasuk tekanannya terhadap Taiwan, kebebasan navigasi di kawasan itu, dan sengketa perdagangan.

Di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin menanggapi perjanjian tersebut dengan mengatakan bahwa “Samudra Pasifik cukup luas untuk pembangunan bersama negara-negara di kawasan itu.”

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya