Berita

Kementrian Luar Negeri Rusia/Net

Dunia

Moskow Sambut Baik Pernyataan Bersama 5 Negara Nuklir

SELASA, 04 JANUARI 2022 | 07:22 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Rusia menyambut baik pernyataan bersama lima negara tentang tidak dapat diterimanya penggunaan nuklir.

Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa kesepakatan tersebut merupakan tonggak penting yang terjadi di tengah situasi keamanan internasional yang sangat tegang, serapa menekankan bahwa tidak ada yang pemenang dalam perang nuklir.

“Rusia dengan tegas percaya bahwa tidak ada pemenang dalam perang nuklir, dan itu tidak boleh dilepaskan. Kami secara konsisten mempromosikan gagasan untuk menegaskan prinsip yang digagas oleh lima negara ini," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova, seperti dikutip dari RT, Selasa (4/1).


Lima negara; China, Prancis, Rusia, Inggris, dan AS bersepakat untuk pertama kalinya pada Senin (2/1) mengeluarkan pernyataan bersama tentang pencegahan perang nuklir dan menghindari perlombaan senjata.

Dalam pernyataan bersamanya, kelima negara menganggap penghindaran perang antara Negara-Negara Bersenjata Nuklir dan pengurangan risiko strategis telah menjadi tanggung jawab utama mereka.

"Moskow adalah pendorong utama di balik pernyataan bersama tersebut " kata Zakharova menambahkan bahwa itu pada awalnya dirancang untuk diresmikan selama konferensi ke-10 tentang non-proliferasi yang sebelumnya akan digelar di New York pada Selasa, tetapi telah ditunda karena situasi virus corona.

"Demonstrasi persatuan yang jarang ditunjukkan oleh kekuatan nuklir sangat penting di tengah situasi keamanan internasional yang memburuk," kata Zakharova, mengungkapkan harapan bahwa pernyataan itu akan berkontribusi pada stabilitas global.

“Kami berharap, dalam lingkungan keamanan internasional yang rumit saat ini, persetujuan pernyataan politik seperti itu oleh para pemimpin kekuatan nuklir akan membantu mengurangi tingkat ketegangan internasional dan mengekang perlombaan senjata,” katanya.

Lima negara itu menekankan bahwa persenjataan nuklir harus melayani tujuan defensif, mencegah agresi, dan mencegah perang daripada digunakan untuk memulai konflik.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya