Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Catat 1.500 Kasus Omicron, Thailand Desak Perkantoran Negeri dan Swasta Lakukan WFH

SENIN, 03 JANUARI 2022 | 09:41 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kasus Covid-19 varian Omicron di Thailand terus mengalami lonjakan dengan 1.500 infeki tercatat secara nasional.

Merujuk pada situasi tersebut, Juru bicara Pemerintah Thailand, Thanakorn Wangboonkongchana mengatakan pada Minggu (2/1), bahwa lembaga negara dan perusahaan swasta didorong untuk mengizinkan staf mereka bekerja dari rumah selama 14 hari.

"Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha menginstruksikan lembaga-lembaga negara untuk memantau situasi Omicron dengan cermat untuk mencegah berkembangnya kelompok besar infeksi Omicron lebih lanjut seperti di Kalasin yang mencatat total 244 kasus (tersebar di beberapa provinsi) pada hari Minggu," kata Thanakorn, seperti dikutip dari Bangkok Post, Senin (3/1).


Kiattiphum Wongrajit, sekretaris tetap untuk kesehatan masyarakat, mengatakan infeksi Omicron telah meningkat seperti yang diperkirakan, meskipun tidak ada kasus yang parah.

''Umumnya, pasien mengkhawatirkan dampak terburuk seperti kematian jika terinfeksi. Tapi selama pasien yang terinfeksi memiliki gejala ringan atau tidak ada dan mengembangkan kekebalan, ini seharusnya baik-baik saja,'' katanya.

"Namun, Kementerian Kesehatan Masyarakat akan menilai situasi lagi hari ini sebelum memberikan langkah-langkah lebih lanjut untuk membantu mengekang penyebaran ke Pusat Administrasi Situasi Covid-19 pada hari Jumat," kata Kiattiphum.

"Singkatnya, varian Omicron menyebar. Tapi belum menimbulkan gejala yang parah dan masih terkendali," katanya.

Sementara Supakit Sirilak, direktur jenderal Departemen Ilmu Kedokteran, mengatakan Thailand mencatat total 1.551 kasus Omikron di 47 provinsi antara 1 November tahun lalu dan 1 Januari.

Dari jumlah tersebut, 779 merupakan pendatang dari luar negeri dan 772 merupakan transmisi lokal.

"Badan-badan telah didesak untuk mengizinkan sebanyak mungkin staf bekerja dari rumah selama dua minggu di mana pemerintah akan menilai situasinya," kata Supakit.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya