Berita

Masyarakat menyalakan lilin di Basilika Yunani di Gereja Kelahiran Kristus, tempat tradisional kelahiran Kristus, di kota alkitabiah Betlehem di Tepi Barat yang diduduki, pada 26 Desember 2021/Net

Dunia

Momen Langka, Israel Ijinkan Warga Gaza Kunjungi Betlehem untuk Rayakan Natal

RABU, 29 DESEMBER 2021 | 13:21 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sebuah momen langka dinikmati sejumlah warga Jalur Gaza beragama Kristen dalam merayakan Natal tahun ini, setelah Pemerintah Israel memberikan izin kepada mereka untuk mengunjungi Betlehem.

Kisah bahagia itu diceritakan Milad Ayyad, salah satu warga Gaza yang mengatakan terakhir kali bepergian ke luar Jalur Gaza pada saat usianya masih 10 tahun.

Sehari sebelum Malam Natal, pihak berwenang Israel memberi Ayyad, yang sekarang berusia 30 tahun, slip biru yang memungkinkan dia untuk mengunjungi tempat kelahiran Yesus Kristus.


“Sangat menyenangkan untuk (akhirnya) mendapatkan izin,” kata Ayyad kepada AFP, seraya menambahkan bahwa dia telah mencoba selama bertahun-tahun untuk mendapatkan izin, tetapi tidak berhasil.

“Saya sudah lama berharap untuk pergi ke Betlehem untuk merayakan (Natal) bersama kerabat saya yang sudah bertahun-tahun tidak saya temui," ujarnya.

Ayyad adalah salah satu dari 500 orang Kristen dari Gaza yang telah diizinkan oleh otoritas Israel untuk melakukan perjalanan ke Tepi Barat untuk liburan tahun ini.

Seperti kebanyakan warga Gaza beragama Kristen, Ayyad adalah seorang Ortodoks Yunani yang biasanya menandai Hari Natal pada tanggal 7 Januari, yang berarti dia masih bisa menantikan lebih banyak keceriaan liburan.

“Perayaan di kota damai, Betlehem, istimewa,” kata Ayad.

“Mereka tidak bisa dibandingkan dengan yang ada di Gaza, yang hanya berlangsung di balik tembok gereja dengan misa saja," ujarnya.

Tidak seperti Gaza yang dilanda perang, katanya, Betlehem penuh dengan kegembiraan, bahkan jalanannya memiliki lebih banyak semangat daripada Gaza.

Jumlah orang Kristen di Gaza telah menurun selama bertahun-tahun, banyak dari mereka telah beremigrasi, terutama setelah Hamas merebut kekuasaan pada tahun 2007.

Menurut pejabat gereja setempat, hanya ada sekitar 1.000 orang Kristen di daerah kantong itu, dibandingkan dengan 7.000 sebelum tahun 2007.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya