Berita

Sejarawan Rusia Yuri Dmitriev/Net

Dunia

Pengadilan Rusia Tambahkan Masa Hukuman Sejarawan Pengungkap Kuburan Massal Penindasan Stalin

SELASA, 28 DESEMBER 2021 | 12:33 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sejarawan Rusia Yuri Dmitriev yang dipenjara karena kasus pelecehan seksual harus mendekam lebih lama di balik jeruji besi setelah pengadilan memutuskan untuk menambah hukumannya selama 2 tahun, menjadikan total 15 tahun penjara pada Senin (27/12) waktu setempat.

Dmitriev, yang bekerja dengan kelompok hak asasi terkemuka Memorial yang mendokumentasikan penindasan era Soviet, dinyatakan bersalah pada Juli tahun lalu karena melakukan pelecehan seksual terhadap putri angkatnya, sebuah tuduhan yang dibantahnya.

Mahkamah Agung Rusia pada bulan Oktober menolak untuk mempertimbangkan bandingnya, lalu menjebloskannya ke penjara.

Dmitriev awalnya divonis 3,5 tahun dan akan dibebaskan pada November 2020 karena masa hukumannya. Tetapi beberapa minggu sebelum pembebasannya, pengadilan kota Petrozavodsk di wilayah Karelia barat laut Rusia tiba-tiba menambahkan sepuluh tahun tambahan ke masa hukumannya.

Dalam sebuah pernyataan di situs webnya pada hari Senin, pengadilan mengatakan Dmitriev akan ditahan di koloni penjara dengan keamanan tinggi. Pengacara Dmitriev mengatakan bahwa dirinya akan mengajukan banding atas putusan tersebut.

Pendukung Dmitriev telah lama mengatakan kasus Dmitriev sengaja dibuat-buat dan menyebutnya sebagai pembalasan karena mengungkap kejahatan mantan Kepala Pemerintahan Uni Soviet Josef Stalin, termasuk Teror Besar 1937-1938 ketika para pejabat memperkirakan setidaknya 700.000 orang dieksekusi.

Dan Dmitriev lah yang menemukan kuburan massal berisi ribuan mayat orang yang ditahan di Gulags, jaringan kamp penjara Soviet.

Negara Soviet menolak represi Stalin setelah kematian diktator itu pada tahun 1953, tetapi beberapa masih menghormatinya karena memimpin negara itu selama kemenangan Perang Dunia Kedua. Juru kampanye hak asasi menuduh pihak berwenang Rusia memblokir upaya untuk bertanggung jawab sepenuhnya atas penindasan Soviet.

Memorial, sebuah kelompok hak asasi yang didirikan oleh para pembangkang era Soviet, mengatakan tuduhan terhadap Dmitriev tidak berdasar.

Kedutaan AS tahun lalu mengutuk hukuman penjara yang lama bagi Dmitriev, menggambarkannya sebagai kemunduran bagi hak asasi manusia dan kebenaran sejarah di Rusia.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Tidak Balas Dendam, Maroko Sambut Hangat Tim USM Alger di Oujda

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Move On Pilpres, PDIP Siap Hadapi Pilkada 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Absen di Acara Halal Bihalal PKS, Pengamat: Sinyal Prabowo Menolak

Sabtu, 27 April 2024 | 21:20

22 Pesawat Tempur dan Drone China Kepung Taiwan Selama Tiga Jam

Sabtu, 27 April 2024 | 21:14

Rusia Kembali Hantam Fasilitas Energi Ukraina

Sabtu, 27 April 2024 | 21:08

TETO Kecam China Usai Ubah Perubahan Rute Penerbangan Sepihak

Sabtu, 27 April 2024 | 20:24

EV Journey Experience Jakarta-Mandalika Melaju Tanpa Hambatan

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Hubungan PKS dan Prabowo-Gibran, Ini Kata Surya Paloh

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Gebyar Budaya Bolone Mase Tegal Raya, Wujud Syukur Kemenangan Prabowo-Gibran

Sabtu, 27 April 2024 | 19:28

Menuju Pilkada 2024, Sekjen PDIP Minta Kader Waspadai Pengkhianat

Sabtu, 27 April 2024 | 19:11

Selengkapnya