Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Pengamat Militer: China Harus Hati-hati, Bisa Saja Jepang Luncurkan Serangan Mendadak Seperti Pearl Harbour

SELASA, 28 DESEMBER 2021 | 07:41 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Laporan media mengenai latihan gabungan pasukan Jepang dengan asumsi bahwa 'pasukan asing' menduduki Kepulauan Diaoyu, mendapat sorotan dari sejumlah ahli militer China.

Kyodo News melaporkan pada Senin (27/11) bahwa Pasukan Bela Diri Jepang, Penjaga Pantai Jepang, dan polisi, mengadakan latihan dua hari pada 20 November di sebuah pulau tak berpenghuni di Prefektur Nagasaki, dengan menyertakan fitur yang menyerupai salah satu pulau yang membentuk Kepulauan Diaoyu di Laut China Timur.

Media tersebut melaporkan, latihan itu bertujuan untuk meningkatkan kerja sama di antara organisasi-organisasi termasuk Pasukan Bela Diri dan penjaga pantai untuk mempersiapkan situasi "zona abu-abu" yang menghentikan serangan militer penuh ke Jepang.

Mengutip pemerintah Jepang, laporan itu mengatakan latihan itu "tidak ditujukan untuk pulau atau negara tertentu."

Namun, di mata para ahli militer Beijing, latihan itu jelas merupakan provokasi yang menargetkan China. Apalagi saat ini Jepang mencoba memainkan peran dalam upaya AS untuk menahan China.

"Pasukan sayap kanan Jepang bertujuan untuk menghebohkan 'teori ancaman China', sehingga negara itu dapat memperluas pendanaan pertahanan, sementara juga memperkuat Aliansi AS-Jepang dalam strategi Indo-Pasifik AS," kata Wei Dongxu, seorang ahli militer yang berbasis di Beijing, seperti dikutip dari Global Times.

"China perlu memperhatikan upaya agresif Jepang dalam ekspansi militer, dan berhati-hati jika pasukan sayap kanannya meluncurkan serangan mendadak seperti Pearl Harbour," ujarnya.

Pakar militer China lainnya, yang meminta anonimitas, mengatakan bahwa Jepang sedang mencoba untuk mengikuti jejak AS dalam menahan China dengan membesar-besarkan masalah Kepulauan Diaoyu dan secara aktif berusaha untuk ikut campur dalam pertanyaan Taiwan untuk mendapatkan lebih banyak dukungan AS, menggunakan alasan ini untuk mengembangkan kekuatan militernya dan melepaskan diri dari konstitusi pasifis.

"Jepang harus merenungkan sejarah, dan seharusnya tidak membiarkan militerisme menghidupkan kembali dan mengulangi bencana Perang Dunia II," kata pakar itu.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Tidak Balas Dendam, Maroko Sambut Hangat Tim USM Alger di Oujda

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Move On Pilpres, PDIP Siap Hadapi Pilkada 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Absen di Acara Halal Bihalal PKS, Pengamat: Sinyal Prabowo Menolak

Sabtu, 27 April 2024 | 21:20

22 Pesawat Tempur dan Drone China Kepung Taiwan Selama Tiga Jam

Sabtu, 27 April 2024 | 21:14

Rusia Kembali Hantam Fasilitas Energi Ukraina

Sabtu, 27 April 2024 | 21:08

TETO Kecam China Usai Ubah Perubahan Rute Penerbangan Sepihak

Sabtu, 27 April 2024 | 20:24

EV Journey Experience Jakarta-Mandalika Melaju Tanpa Hambatan

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Hubungan PKS dan Prabowo-Gibran, Ini Kata Surya Paloh

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Gebyar Budaya Bolone Mase Tegal Raya, Wujud Syukur Kemenangan Prabowo-Gibran

Sabtu, 27 April 2024 | 19:28

Menuju Pilkada 2024, Sekjen PDIP Minta Kader Waspadai Pengkhianat

Sabtu, 27 April 2024 | 19:11

Selengkapnya