Berita

Yahya Cholil Staquf membacakan dekrit yang menjungkalkan Gus Dur dari kursi Presiden Indonesia/Net

Publika

Berakhir Tahun dengan Haul Gus Dur

Oleh: Moch Eksan*
SENIN, 27 DESEMBER 2021 | 12:51 WIB

RABU, 30 Desember 2009 merupakan hari berkabung nasional. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2004-2014) meminta seluruh masyarakat untuk mengibarkan bendera setengah tiang selama sepekan. Ini pertanda negara sedang berduka.

Salah satu putra terbaik bangsa meninggal dunia. KH Abdurrahman Wahid dinyatakan wafat oleh Ketua Tim Dokter Kepresidenan dr Yusuf Misbah, sebab penyakit komplikasi, ginjal, diabetes, stroke dan jantung.

Gus Dur meninggal pada usia 69 tahun di Rumah Sakit dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, pukul 18.45 WIB. Ini akhir dan awal kehidupan Gus Dur di dunia lain.

Langit Indonesia mendung, dan bumi pertiwi menangis. Ratusan juta penduduk merasa kehilangan sosok panutan. Gus Dur transit dari alam fana ke alam baqa. Memang, tubuhnya sudah dikebumikan di makam keluarga Pondok Pesantren Tebuireng Jombang. Tapi ruhnya hidup di sisi Tuhan Yang Maha Hidup dan Tak Akan Mati.

Dalam Al-Quran Surat Al-Isra'/17:85, Allah SWT berfirman, "Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah: Ruh itu termasuk urusan Tuhanku. Tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".

Kata ruh dalam Alquran bermakna Alquran, Malaikat Jibril dan roh badan. Ulama menafsirkan roh badan dengan beberapa pengertian.

Al-Rozi dan Ibnu Qayyim mengartikan roh itu cahaya yang tak bisa dilihat dan tak bisa diraba. Ia mengalir dalam tubuh manusia yang sanggup dan mampu menerimanya. Ia seperti air dalam bunga, dan seperti api dalam bara.

Sementara, Imam Al-Ghazali dan Abu Qosim Al-Ragib Al-Asfahani mengartikan roh dengan sesuatu yang tak berbentuk materi. Ia bergantung pada tubuh dan manusia hanya bisa menangkap gejalanya. Nafas adalah gejala roh dalam tubuh.

Secara umum, nafas dijadikan pertanda hidup atau mati manusia. Selama manusia masih bernafas, berarti ia masih hidup. Dan begitu pula sebaliknya.

Mati adalah keadaan tubuh manusia, dimana seluruh organ tubuh tak berfungsi. Nafas berhenti, jantung tak berdetak, tangan-kaki tak bergerak, mata, hidung, mulut, telinga dan seluruh organ tubuh yang lain berhenti berfungsi.

Jadi, tubuh Gus Dur memang sudah mati ditimbun tanah, tapi rohnya tetap hidup di sisiNya. Ia cahaya yang menerangi kehidupan manusia yang sanggup dan mampu menangkap ajaran dan sejarah hidupnya.

Roh Gus Dur termasuk bagian dari urusan Tuhan.   Suatu perkara yang sedikit diketahui manusia. Yang banyak adalah Ilmu hikmah. Andai ditulis dengan tinta air laut, maka tidaklah cukup. Demikian luas ilmu Allah SWT.

Oleh karena itu, tagline kampanye KH Yahya Cholil Staquf, "Menghidupkan Gus Dur" yang telah menghantarkan menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), pasti dalam konteks pengertian immaterial. Yaitu roh pemikiran dan perjungan Gus Dur.

Ternyata, 12 tahun setelah sepeninggalnya, Gus Yahya bertekat melanjutkan ide, visi dan idealisme Gus Dur tentang NU, Indonesia dan dunia. Gus Dur hadir dalam sosok Gus Yahya untuk melanjutkan berbagai agenda perjuangan kemanusiaan tersebut.

Haul Gus Dur di akhir tahun 2021, merupakan glorifikasi profil, pemikiran dan perjuangan Gus Dur. Suatu proses pemuliaan dan pengagungan Gus Dur yang mengalami persekusi setelah lengser keprabon dari kursi Ketua Umum PBNU dan Presiden Indonesia.

Muktamar NU ke-34 pada 2021 di Lampung, telah memenangkan Gus Dur kembali setelah serangkaian kekalahan dalam perjuangan mempertahankan kursi kepresidenan, kegagalan dalam mencalonkan diri menjadi Rois Aam PBNU, serta tersingkir dalam perebutan kepemimpinan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Ternyata, Gus Dur tetaplah sesuai dengan nama yang diberikan oleh ayahanda KH Wahid Hasyim, "Abdurrahman Addakhil" (Abdurrahman Sang Penakluk). Ia tetap sosok penakluk yang menaklukan hati ratusan juta manusia mengikuti jalan demokrasi, pluralisme dan humanisme.

Menjelang akhir tahun kerbau dalam astrologi China, kita merayakan haul Gus Dur dengan mengambil pelajaran sangat penting. Bahwa kebenaran pasti menang, dan kebatilan pasti kalah. Sebab kebenaran itu datang dari Tuhan.

Sebagai penutup, Gus Dur berkata, "Tuhan tak perlu dibela. Dia sudah maha segalanya. Belalah mereka yang diperlakukan tidak adil'. Mereka kaum mustad'afin yang dilemahkan oleh kekuatan kuasa dan modal.

*Penulis adalah Pendiri Eksan Institute

Populer

Rocky Gerung Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:46

Pengamat: Jangan Semua Putusan MK Dikaitkan Unsur Politis

Senin, 20 Mei 2024 | 22:19

Dulu Berjaya Kini Terancam Bangkrut, Saham Taxi Hanya Rp2 Perak

Sabtu, 18 Mei 2024 | 08:05

Produksi Film Porno, Siskaeee Cs Segera Disidang

Rabu, 22 Mei 2024 | 13:49

Topeng Mega-Hasto, Rakus dan Berbohong

Kamis, 23 Mei 2024 | 18:03

Massa Geruduk Kantor Sri Mulyani Tuntut Pencopotan Askolani

Kamis, 16 Mei 2024 | 02:54

Aroma PPP Lolos Senayan Lewat Sengketa Hasil Pileg di MK Makin Kuat

Kamis, 16 Mei 2024 | 14:29

UPDATE

Wilayah-wilayah Ini jadi Fokus Utama PDIP dalam Pilkada 2024

Minggu, 26 Mei 2024 | 06:01

Soal Penguntitan Jampidsus, Pakar Hukum Desak DPR Revisi UU Kejaksaan

Minggu, 26 Mei 2024 | 05:45

Gerindra-Golkar Berpeluang Usung Bayu Airlangga

Minggu, 26 Mei 2024 | 05:26

Lebih dari 37 Ribu Pengunjung Saksikan Puncak Perayaan Waisak 2024 di Borobudur

Minggu, 26 Mei 2024 | 05:11

Herman Deru Dominan di Survei LSI, Pengamat: Masih Bisa Berubah

Minggu, 26 Mei 2024 | 04:59

4 Tahun Buron Kasus Curanmor, Residivis Bertato Menangis Saat Ditangkap

Minggu, 26 Mei 2024 | 04:44

Survei LSI: Herman Deru Unggul di Atas 50 Persen

Minggu, 26 Mei 2024 | 04:24

PB Al Washliyah Tegaskan Haji Tanpa Visa Resmi Melanggar Aturan

Minggu, 26 Mei 2024 | 03:59

Setelah PDIP dan Nasdem, Akhyar Nasution Mendaftar ke PAN Medan

Minggu, 26 Mei 2024 | 03:16

Dekranasda Kenalkan Wastra Khas Aceh Lewat Muslim Fashion Week di Sarinah

Minggu, 26 Mei 2024 | 02:52

Selengkapnya