Berita

Uskup Agung Emeritus Desmond Tutu/Net

Dunia

Ramaphosa Sampaikan Duka Besar Afsel atas Meninggalnya Ikon Anti-Apharteid Uskup Agung Emeritus Desmond Tutu

SENIN, 27 DESEMBER 2021 | 07:28 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Duka menyelimuti Afrika Selatan setelah Uskup Agung Emeritus Desmond Tutu yang dikenal sebagai ikon anti-apartheid meninggal dalam usia 90 tahun pada Minggu (26/12) waktu setempat.

Meninggalnya tokoh, yang dijuluki digambarkan sebagai kompas moral negara itu disampaikan Presiden Cyril Ramaphosa dalam sebuah pernyataan kenegaraan.

“Meninggalnya Uskup Agung Emeritus Desmond Tutu adalah babak lain dari duka dalam perpisahan bangsa kita dengan generasi Afrika Selatan yang luar biasa yang telah mewariskan kepada kita Afrika Selatan yang dibebaskan,” kata Ramaphosa, seperti dikutip dari AFP.


“Desmond Tutu adalah seorang patriot tanpa tandingan, seorang pemimpin prinsip dan pragmatisme yang memberi makna pada wawasan alkitabiah bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati,” katanya.

Ramaphosa juga memuji mendiang Tutu sebagai seorang pejuang anti penindasan yang lembut dan penuh kasih.

"Seorang pria dengan kecerdasan luar biasa, integritas dan tak terkalahkan melawan kekuatan apartheid, dia juga lembut dan mudah berbelas kasih terhadap mereka yang telah menderita penindasan dan ketidakadilan,” ujarnya.

Dikenal sebagai seorang aktivis yang tak kenal lelah, Tutu memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1984 karena memerangi pemerintahan minoritas kulit putih di negaranya. Terkenal blak-blakan, bahkan setelah jatuhnya rezim apartheid rasis, Tutu tidak pernah menghindar dari menghadapi kekurangan atau ketidakadilan Afrika Selatan.

Tutu juga merupakan sosok di balik terciptanya istilah popular ‘Bangsa Pelangi’ untuk menggambarkan Afrika Selatan ketika Nelson Mandela menjadi presiden kulit hitam pertama di negara itu.

Ditahbiskan pada usia 30 tahun dan diangkat menjadi uskup agung pada tahun 1986, ia menggunakan posisinya untuk mengadvokasi sanksi internasional terhadap apartheid, dan kemudian untuk melobi hak-hak secara global.

Tutu yang  didiagnosis menderita kanker prostat pada 1997 dan menjalani perawatan berulang itu lahir di kota kecil Klerksdorp, sebelah barat Johannesburg, pada 7 Oktober 1931, dari seorang pekerja rumah tangga dan seorang guru sekolah. 

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya