Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Boikot Setengah Hati Jepang atas Olimpiade Beijing

SABTU, 25 DESEMBER 2021 | 07:51 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Jepang akhirnya memutuskan tidak mengirim delegasi ke Olimpiade Beijing 2022, sebuah langkah yang dianggap para pengamat China sebagai tindakan penyeimbang yang gagal dan tidak mungkin memuaskan China maupun sekutunya, AS.

Setelah sebulan ragu-ragu, Jepang akhirnya mengumumkan tidak akan mengirim delegasi pemerintah ke Olimpiade Musim Dingin Beijing tetapi juga tidak berani menggunakan istilah 'boikot diplomatik' terhadap ajang tersebut. Namun begitu, Jepang tetap akan mengirim tiga pejabat tinggi yang terkait dengan Olimpiade.

Bagi cendekiawan China, keputusan Jepang dibuat setelah negara itu melakukan pertimbangan panjang mengenai apakah akan berkompromi dengan kekuatan sayap kanannya dan mendengarkan AS, atau menepati janji sebelumnya kepada China dalam mendukung acara Olimpiade satu sama lain, seperti dituliskan Global Times, Jumat (24/12).


Sayangnya, kata mereka, Jepang memilih untuk melepaskan kemerdekaannya dan melanggar janjinya bahkan setelah AS memintanya meningkatkan pengeluaran pertahanan ke rekor tertinggi dan menunda kunjungan Perdana Menteri Fumio Kishida ke AS.

Langkah Jepang juga menunjukkan kepada dunia bahwa ia tidak dapat dihormati secara internasional karena sayangnya telah kehilangan kemerdekaan tidak hanya dalam diplomasi tetapi juga olahraga, menyusul politisasi AS terhadap acara-acara Olimpiade, kata para analis.

"Keputusan Jepang menyimpang dari prinsip-prinsip dasar saling menghormati dan perlakuan yang sama antar negara, menyerah pada tekanan dari sayap kanannya dan mencoba untuk bergerak lebih dekat ke AS bahkan setelah dimanfaatkan," kata Li Haidong, seorang profesor dari Institute of Hubungan Internasional Universitas Luar Negeri China.

Dia mencatat bahwa masyarakat internasional dengan jelas melihat bahwa tujuan AS adalah untuk menimbulkan ketegangan di Asia, dan menjadi kaki tangan AS akan menempatkan Jepang pada posisi yang rentan.

Liu Jiangyong, wakil dekan Institut Hubungan Internasional Modern di Universitas Tsinghua, mengatakan kepada bahwa kabinet Kishida telah mendapat tekanan dari sayap kanan Partai Demokrat Liberal LDP, yang merupakan alasan utama dari keputusan akhir.

"Ironisnya tindakan penyeimbangan Jepang yang diperhitungkan tidak mungkin memuaskan baik tetangga China atau sekutu AS-nya," katanya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Pramono Putus Rantai Kemiskinan Lewat Pemutihan Ijazah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:44

Jangan Dibenturkan, Mendes Yandri: BUM Desa dan Kopdes Harus Saling Membesarkan

Senin, 22 Desember 2025 | 17:42

ASPEK Datangi Satgas PKH Kejagung, Teriakkan Ancaman Bencana di Kepri

Senin, 22 Desember 2025 | 17:38

Menlu Sugiono Hadiri Pertemuan Khusus ASEAN Bahas Konflik Thailand-Kamboja

Senin, 22 Desember 2025 | 17:26

Sejak Lama PKB Usul Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:24

Ketua KPK: Memberantas Korupsi Tidak Pernah Mudah

Senin, 22 Desember 2025 | 17:10

Ekspansi Pemukiman Israel Meluas di Tepi Barat

Senin, 22 Desember 2025 | 17:09

Menkop Dorong Koperasi Peternak Pangalengan Berbasis Teknologi Terintegrasi

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

PKS Kaji Usulan Pilkada Dipilih DPRD

Senin, 22 Desember 2025 | 17:02

Selengkapnya