Rusia kembali mengerahkan tentara bayarannya ke perbatasan Ukraina di tengah ketegangan yang semakin meningkat antara Moskow dan Barat.
Beberapa sumber mengatakan kepada Reuters bahwa dalam beberapa minggu terakhir, ada puluhan ribu tentara reguler yang dikirim ke pos-pos di Ukraina Timur yang dikuasai separatis. Disebutkan bahwa pengerahan tentara tersebut untuk memperkuat pertahanan Rusia dalam melawan pasukan pemerintah Ukraina.
Rusia, yang baru-baru ini menantang ancaman NATO dengan tuntutan jaminan keamanan atas serangan Barat, mengisyaratkan bahwa pengerahan pasukan itu semata untuk keamanan wilayahnya dan bahwa Rusia memiliki hak untuk menjaga wilayahnya sendiri.
Barat dan Ukraina menuduh Rusia merencanakan serangan baru terhadap tetangga selatannya tersebut pada bulan depan. Hal yang dibantah Rusia dan mengatakan tuduhan tersebut terlalu mengada-ada.
Rusia mencaplok Semenanjung Krimea dari Ukraina pada 2014 dan mendukung separatis pro-Rusia yang merebut sebagian besar kawasan industri Donbass di Ukraina timur pada tahun yang sama. Rusia juga dianggap memerangi pasukan pemerintah Ukraina di sana.
Sumber-sumber yang berbicara kepada Reuters mengatakan bahwa di beberapa antara mereka telah mendapat tawaran untuk menjadi tentara bayaran yang diberangkatkan ke Ukraina timur oleh seorang perekrut. Perektrut itu tidak mengungkapkan kepada siapa mereka bekerja demi keamanannya.
"Ada rumah dengan ruangan yang penuh. Mereka mengumpulkan semua orang di sana dan berbicara tentang pengalaman tempur," kata salah satu dari sumber itu yang akhirnya menerima tawaran tersebut.
Dia mengatakan dia sebelumnya bertempur di Ukraina dan Suriah untuk kelompok kontraktor keamanan Rusia yang operasinya sangat selaras dengan kepentingan strategis Rusia. Dia menolak untuk mengidentifikasi kontraktor.
Pejuang itu mengatakan dia berencana untuk bergabung dengan sesama tentara bayaran di sisi perbatasan Rusia dengan wilayah Luhansk yang dikuasai separatis di Ukraina timur.
Isu tentang hal itu langsung dibantah oleh Kremlin. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan ia baru mendengar hal tersebut dan menganggap sebagai isu yang tidak bertanggung jawab.
"Ini pertama kalinya kami mendengar tentang ini dan kami tidak tahu seberapa andal pernyataan ini," katanya.
Peskov mengatakan tidak ada pasukan reguler Rusia atau penasihat militer di Ukraina timur dan tidak pernah ada. Namun, Kiev bersikeras bahwa ada puluhan ribu pasukan reguler di sana.
Bantahan Kremlin mendapat dukungan dari Alexander Ivanov, kepala Komunitas Petugas Untuk Keamanan Internasional, sebuah kelompok non-pemerintah yang mewakili kontraktor Rusia di Republik Afrika Tengah. Menurutnya, tidak ada satu p un tentara bayaran Rusia yang dikerahkan untuk menyerang Ukraina.
Sumber lain mengatakan tujuan pengerahan pasukan adalah untuk kegiatan sabotase, untuk merusak stabilitas di Ukraina.