Ketua GP Ansor, Rahmat Hidayat Pulungan/Repro
Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama yang akan dilangsungkan di Lampung pada 22-23 Desember 2021, harus menjadi momentum untuk melakukan muhasabah atau evaluasi dan pembenahan tubuh organisasi PBNU.
Ketua GP Ansor, Rahmat Hidayat Pulungan mengatakan, NU sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia perlu menghadirkan banyak terobosan baru dalam bidang pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi tantangan dinamika perkembangan zaman.
Menurut Rahmat, di bidang pendidikan saja masih ada kekurangan. Berdasarkan hasil riset yang dia lakukan, NU memiliki 7.462 sekolah yang terdiri dari SD, SMP, SMK, dan SMA. Namun di antara sekolah itu, tidak ada satu pun yang memiliki peringkat 100 besar nasional.
Selain itu, ada juga 44 perguruan tinggi atau universitas yang berdiri di bawah naungan NU. Namun nasibnya sama, tidak ada yang masuk peringkat 100 besar.
"Untuk kampus yang terkreditasi A pun hanya satu, dan itu-itu saja, yakni Universitas Islam Malang (Unisma)," kata Rahmat kepada wartawan, Selasa (21/12).
Pun dalam bidang kesehatan, NU masih tertinggal. Memang, NU memiliki 43 rumah sakit, namun tidak memiliki fasilitas dan layanan kesehatan yang lengkap.
Begitu pula soal sumber daya manusia (SDM), lanjutnya, cendekiawan yang dilahirkan dari kalangan NU hanya di bidang itu-itu saja. Akibatnya, berdampak pada kesejahteraan warga Nahdliyin.
Bahkan, Rahmat menyebutkan, mayoritas orang muslim Indonesia yang miskin adalah warga NU. Sementara di sisi lain sebanyak 59,7 persen orang muslim kelas menengah dekat dengan NU.
"Tranformasi organisasi itu penting untuk mengubah warga NU agar lebih baik dalam segala bidang. NU perlu berbenah total," pungkasnya.
