Berita

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari/Repro

Politik

Gubernur Kepri Tuding Pendataan Covid-19 Pusat Keliru, Begini Penjelasan Satgas Covid-19

MINGGU, 19 DESEMBER 2021 | 23:29 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Pendataan kasus konfirmasi Covid-19 oleh Satuan Tugas Penanganan Covid-19 dituding keliru oleh Gubernur Kepulauan Riau (Kepri), Ansar Ahmad.

Ansar menyatakan pendataan oleh Satgas Covid-19 yang teknisnya dikerjakan oleh jajaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) keliru karena mencatat tambahan kasus positif di Kepri sebanyak 70 kasus, atau tertinggi di Indonesia.

Tudingan Ansar diklarifikasi oleh Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.

Dia menyatakan, sejak awal penyebaran Covid-19 di Indonesia BNPB membantu dalam penyebarluasan data nasional, seperti angka jumlah konfirmasi positif, sembuh dan juga kematian.

"Penyajian data Covid-19 ini dapat membantu publik dalam memahami situasi pandemi di Indonesia," kata Abdul Muhari dalam keterangan tertulisnya pada Minggu malam (19/12).

Abdul Muhari menjelaskan, data Covid-19 yang disajikan oleh BNPB selaku Satgas Covid-19 merupakan data olahan dari wali data kesehatan khususnya yang mengurusi Covid-19.

"Sumber data berupa tabel yang digunakan BNPB berasal dari NAR atau new all records yang dikelola kementerian terkait. Selanjutnya BNPB mengolah data tersebut menjadi infografik dan menyebarluaskan kepada media massa maupun publik," bebernya.

Sebelum BNPB menyajikannya melalui laman www.bnpb.go.id maupun kanal jejaring sosial, Abdul Muhari mengurai, pertama sumber data dari NAR yang dikelola Kementerian Kesehatan memunculkan tabel kondisi harian Covid-19 di tanah air.

"Ini berupa tabel rilis, urutan dan hasil pemeriksaan Covid-19," imbuhnya menjelaskan.

Kemudian, lanjut Abdul Muhari, BNPB mengolah data tersebut menjadi infografik. Setelah proses ini, BNPB selanjutnya membagikan melalui jejaring sosial whatsapp group media massa, laman covid19.go.id, bnpb.go.id dan telegram data bencana Indonesia.

Maka untuk menyikapi adanya keluhan dari Ansar dan juga beberapa pimpinan daerah baik itu provinsi maupun kabupaten/kota yang merasa data dari daerah tidak sinkron dengan data yang dipublikasikan secara nasional, Abdul Muhari berharap bisa berkoordinasi langsung dengan Kementerian Kesehatan.

"Agar data nasional bisa sesuai dengan kondisi aktual di daerah, maupun sebaliknya," tandasnya.

Populer

Aduan Kebohongan sebagai Gugatan Perdata

Selasa, 08 Oktober 2024 | 10:03

Lolos OTT, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor Gugat Praperadilan Lawan KPK

Jumat, 11 Oktober 2024 | 17:23

PDIP Bisa Dapat 3 Menteri tapi Terhalang Chemistry Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 01:53

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

Prabowo Sudah Kalkulasi Chemistry PDIP dengan Gibran

Rabu, 09 Oktober 2024 | 02:35

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

Bakamla Jangan Lagi Gunakan Identitas Coast Guard

Rabu, 09 Oktober 2024 | 06:46

UPDATE

Dana Kampanye Pilwalkot Palembang Maksimal Rp64 Miliar

Senin, 14 Oktober 2024 | 02:00

Bertemu Prabowo-Gibran di Solo, Jokowi: Diskusi Akhir Pekan

Senin, 14 Oktober 2024 | 01:41

Maruf Amin Ingin Pelantikan Prabowo Dipercepat

Senin, 14 Oktober 2024 | 01:29

Jojo Gagal Juara Arctic Open 2024

Senin, 14 Oktober 2024 | 01:22

Teddy Kardin Geolog yang Berani Bentak Balik Prabowo

Senin, 14 Oktober 2024 | 00:58

Nurul Arifin Pastikan Arfi-Yena Sudah Punya Modal 366 Ribu Suara

Senin, 14 Oktober 2024 | 00:43

Nasdem Tak Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

Senin, 14 Oktober 2024 | 00:25

Raih 161 Medali Emas, Jawa Tengah Kembali Juara Umum Peparnas

Minggu, 13 Oktober 2024 | 23:59

Banjir di Aceh Selatan Bikin Jalan Nasional Lumpuh

Minggu, 13 Oktober 2024 | 23:46

Gelar Rakorwil, Nasdem Jatim Targetkan Khofifah-Emil Menang Besar

Minggu, 13 Oktober 2024 | 23:25

Selengkapnya