Berita

DC-3 Dakota/Net

Histoire

DC-3, Pesawat Legendaris yang Melanglang di Beberapa Masa Peperangan

JUMAT, 17 DESEMBER 2021 | 06:45 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pesawat ini menjadi alat angkut favorit di kancah peperangan. Tidak ada pesawat jenis lain yang paling banyak ikut serta dalam kancah peperangan selain DC-3 Dakota atau dalam versi militer disebut C-47.

Meskipun usia produksinya begitu singkat, DC-3 menjadi yang paling tahan lama dan menjadi pesawat legendaris. Di tanggal ini, 17 Desember, kita akan mengingatnya sebagai hari pertama pesawat ini diterbangkan.

DC-3 merupakan penyempurnaan pesawat pendahulunya DC-1 dan DC-2. Pesawat ini digunakan semasa Perang Dunia II, Perang Korea, Perang Vietnam, dan juga peperangan di berbagai belahan dunia pada tahun 1930-1970-an. Produksinya sendiri dimulai pada 1935.

Douglas DC-3 adalah pesawat buatan Amerika Serikat tipe Fixed Propeler Driven Airliner yang ketangguhannya sangat terkenal sepanjang masa. Rancang bangun pesawat ini bermula ketika salah satu perusahaan penerbangan terkemuka di Amerika, Transcontinental & Western Airlines, membutuhkan sebuah pesawat dengan kabin nyaman dan lega untuk dapat bertarung dengan pesaing utamanya United Airlines.

Douglas Aircraft Company, pabrik pembuatnya, hanya memerlukan waktu yang singkat untuk proses uji terbang. DC-3 pertama terbang 17 Desember 1935, 32 tahun setelah penerbangan bersejarah Wright Brothers di Kitty Hawk, North Carolina. Itu pertanda baik untuk pesawat yang luar biasa bagus.

Yang pertama mengoperasikan DC-3 adalah American Airlines yang juga sebagai pencetus ide. Tahun 1936, DC-3 mulai diikutsertakan dalam beberapa misi dan memasuki layanan komersial yang terbang dari pantai ke pantai, dengan pemberhentian semalam, melintasi Amerika Serikat.

Dalam dinas sipil, DC-3 dioperasikan oleh dua orang awak, biasanya dengan pramugari. Versi militernya menggunakan mesin yang lebih besar dengan tiga awak pesawat.

Pilot, baik militer maupun sipil, menyukai DC-3 karena dapat lepas landas dengan mudah. Bahkan, mereka menyebutnya "pesawat itu bisa mendarat sendiri", dan memiliki daya jelajah 1.500-2.100 mil.

Salah satu pesawat DC-3 pernah jatuh dan terbakar pada 15 Oktober 1942 di Knob Noster, Missouri, Amerika Serikat.

Produksi DC-3 berakhir pada 1945. Saat itu, produksinya telah mencapai lebih dari 13.000 unit, seperti dilaporkan Britannica.

DC-3 kini menemukan kehidupan baru di dunia perusahaan, ilmiah, dan kehutanan, sebagai angkutan barang dan pesawat terjun payung.

Sampai saat ini, kita masih bisa melihat DC-3 mengangkasa. Keandalannya yang luar biasa membuatnya tetap terbang di banyak wilayah di dunia hingga abad ke-21.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

KSST Yakin KPK Tindaklanjuti Laporan Dugaan Korupsi Libatkan Jampidsus

Jumat, 24 Januari 2025 | 13:47

UPDATE

HUT Ke-17 Partai Gerindra, Hergun: Momentum Refleksi dan Meneguhkan Semangat Berjuang Tiada Akhir

Senin, 03 Februari 2025 | 11:35

Rupiah hingga Mata Uang Asing Kompak ke Zona Merah, Trump Effect?

Senin, 03 Februari 2025 | 11:16

Kuba Kecam Langkah AS Perketat Blokade Ekonomi

Senin, 03 Februari 2025 | 11:07

Patwal Pejabat Bikin Gerah, Publik Desak Regulasi Diubah

Senin, 03 Februari 2025 | 10:58

Kebijakan Bahlil Larang Pengecer Jual Gas Melon Susahkan Konsumen dan Matikan UKM

Senin, 03 Februari 2025 | 10:44

Tentang Virus HMPV, Apa yang Disembunyikan Tiongkok dari WHO

Senin, 03 Februari 2025 | 10:42

Putus Rantai Penyebaran PMK, Seluruh Pasar Hewan di Rembang Ditutup Sementara

Senin, 03 Februari 2025 | 10:33

Harga Emas Antam Merosot, Satu Gram Jadi Segini

Senin, 03 Februari 2025 | 09:58

Santorini Yunani Diguncang 200 Gempa, Penduduk Diminta Jauhi Perairan

Senin, 03 Februari 2025 | 09:41

Kapolrestabes Semarang Bakal Proses Hukum Seorang Warga dan Dua Anggota Bila Terbukti Memeras

Senin, 03 Februari 2025 | 09:39

Selengkapnya