Berita

Yudi Syamhudi Suyuti/Net

Publika

JAKI Mengajak Amerika Serikat Bekerjasama untuk Perdamaian Laut China Selatan

Oleh: Yudi Syamhudi Suyuti*
SENIN, 13 DESEMBER 2021 | 15:58 WIB

SAAT ini JAKI dan Indonesian Club telah membentuk Panitia Majelis Rakyat Global Indonesia.

Rencana Amerika Serikat membentuk Front Untuk Melawan China di wilayah ASEAN dapat memperkuat upaya pembentukan Pakta Perdamaian Laut China Selatan. Meskipun begitu, penguatan politik internasional ini juga harus beriringan dengan upaya perdamaian dan kesepakatan-kesepakatan baru.

Kami berpendapat perlawanan ini adalah bentuk melawan dominasi dan hegemoni China di Laut China Selatan yang mengutamakan kepentingan nasionalnya China sendiri di wilayah ASEAN dengan bertindak melampui hukum internasional dan tidak menghormati Hak-Hak Bangsa-Bangsa atas Kedaulatan Nasionalnya.


Untuk itu, JAKI sebagai salah satu anggota Panitia Majelis Rakyat Global Indonesia yang merencanakan Deklarasi di tengah Laut Natuna Utara dalam waktu dekat, mengajak Amerika Serikat untuk bekerjasama mendukung kapasitas kelompok masyarakat sipil Indonesia, ASEAN dan Global terlibat dalam pencapaian perdamaian Laut China Selatan. Bentuk dukungan ini salah satunya adalah dukungan terbentuknya Majelis Rakyat Global Indonesia.

Hal ini merupakan bentuk kemajuan kekuatan ke 5 dalam demokrasi yaitu kekuatan rakyat. Setelah eksekutif, legislatif, yudikatif dan media massa sebagai 4 kekuatan demokrasi.

Oleh karena itu sebagai wakil sosial suara rakyat warga negara langsung, kelompok masyarakat sipil perlu dilibatkan dalam pencapaian resolusi ketegangan Laut China Selatan. Dan mendukung terbentuknya Pakta Perdamaian Laut China Selatan yang bisa juga nantinya ditingkatkan menjadi Pakta Perdamaian Pasifik. Hal ini merupakan salah satu tindakan terbentuknya Majelis Rakyat Global Indonesia.

Sedangkan otoritas China juga harus mau diajak berunding untuk beberapa hal, yaitu bertindak kembali pada hukum internasional yang telah disepakati, menghentikan aktivitas pangkalan militernya di Laut China Selatan yang mengancam negara-negara berdaulat di ASEAN serta menghormati hak-hak kedaulatan lautan bangsa-bangsa ASEAN yang telah ditetapkan melalui UNCLOS.

Perdamaian tanpa keadilan tentu tidak akan terjadi. Oleh karena itu China harus mau bersikap adil dan berhenti mendikte-dikte Pemerintah Indonesia untuk menghentikan pengeboran migas di Laut Natuna Utara yang jelas merupakan wilayah kedaulatan laut nasional Indonesia. Jika ini terus dilakukan, rakyat Indonesia bisa marah.

Jika China mau kembali mengikuti hukum internasional yang telah disepakati dunia,  tentu kesepakatan-kesepakatan baru dapat dibuat bersama.

Dan kelompok masyarakat sipil akan menghormati sikap China dengan penuh penghormatan atas hak-hak nasionalnya.

Semua upaya ini adalah tindakan untuk mendorong perdamaian dunia, kemanusiaan dan keadilan serta menjaga situasi agar konflik Laut China Selatan tidak meluas hingga ke seluruh wilayah Pasifik.

Posisi politik Negara Indonesia yang bebas aktif tidak terlepas oleh prinsip-prinsip Hak Asasi Bangsa dan Hak Asasi Manusia yang merupakan perwujudan Pembukaan UUD 45 sebagai manifesto politik Indonesia, dimana Pancasila ada di dalamnya.

Sehingga Pemerintah Indonesia dapat memanfaatkan Front Melawan China ini menghentikan dominasi China dan memperkuat kedaulatan nasional Indonesia dalam menempatkan persoalan Natuna Utara serta menjalankan politik pragmatisnya.

*Penulis adalah Koordinator Aktivis JAKI (Jaringan Aktivis Kemanusiaan Internasional)

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya