Berita

Momen Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berswafoto dengan pengemudi ojek online/Ist

Publika

Gagal Dipukul, Anies Akhirnya Dirangkul

Oleh: Tony Rosyid*
SENIN, 13 DESEMBER 2021 | 08:26 WIB

ADA dua kelompok yang konsisten menyerang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Pertama, kelompok emosional. Mereka menuduh Anies menggunakan politik identitas. Isu ini terus mengemuka.

Lebih jauh lagi, mereka membuat stigma bahwa Anies didukung oleh kelompok Islam kanan.

Pertanyaannya: apakah anda akan memilih dan memilah pendukung anda, kemudian menolaknya karena alasan identitas dan stigma tertentu? Adakah politisi di dunia yang menolak dukungan saat membutuhkan dukungan?


Setiap situasi politik akan melahirkan dinamikanya sendiri. Dan itu seringkali di luar kendali sadar para politisi. Hanya mereka yang mampu beradaptasi dengan situasi itulah yang akan menjadi pemenangnya.

Anies muncul saat gelombang protes kepada "kasus penistaan agama oleh Ahok" sedang berlangsung. Jika anda jadi Anies, apakah anda akan bilang: setop! Jangan protes! Konyol itu namanya.

Selain Anies, ada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang elektabilitasnya di awal jauh lebih besar dari Anies. Hanya karena Anies pemenangnya, lalu muncul stigma politik identitas. Ini salah kaprah bro!

Berpikir waras lah...

Kedua, kelompok rasional. Mereka adalah para pengusaha dan para politisi.

Boleh jadi pengembang pulau reklamasi kecewa, lalu khawatir jika Anies jadi presiden. Selain pulau reklamasi tidak bisa dilanjutkan, bisnis-bisnis haram lainnya akan terganjal.

Para pengusaha yang bisnisnya menabrak hukum, tentu akan ketakutan jika Anies jadi orang nomor satu di Indonesia. Mereka berupaya menghalangi Anies. Berbagai cara akan dilakukan. Termasuk sewa buzzer. Satu tugasnya: serang Anies.

Buzzer, atau yang populer dengan istilah BuzzeRp, adalah para profesional. Mereka bekerja bukan karena benci. Mereka kerja karena ada yang gaji. Gaji berhenti, mereka juga akan berhenti. "Bergantung tuan menyiapkan upeti".

Tapi, jika para pengusaha bermasalah ini gagal ganjal Anies, mereka akan beralih strategi: merapat dan merangkul. Mereka tak akan berseberangan dengan penguasa.

Selain pengusaha, ada politisi. Bagi para politisi, kawan dan lawan itu bergantung situasi. Jaraknya tipis sekali. Pagi kawan, sore bisa jadi lawan. Begitu juga sebaliknya.

Lihat partai-partai ketika berkoalisi. Akur, akrab, dan kompak. Nyanyiannya sama: satu platform. Demi keutuhan dan persatuan. Tapi, ketika mereka berada dalam kubu yang berlawanan, satu sama lain saling menyerang.

Itu semua drama para politisi. Kepentingan mereka cuma satu: mempengaruhi alam bawah sadar rakyat agar memilih calonnya.

Begitu juga terhadap Anies. Para politisi yang menyerang Anies itu tak ubahnya seperti drama. Saat ini, Anies dianggap mengancam kepentingan politiknya. Jika nanti partainya mengusung Anies, para politisi ini akan tegak lurus ikut garis komando partai.

Termasuk PSI, jika nanti merasa lebih menguntungkan jika dukung Anies di Pilpres 2024.

Begitulah politik, bukan sesuatu yang statis, tapi dinamis. Memukul atau merangkul, itu hanya soal situasi. Situasi mana yang lebih menguntungkan, itulah yang akan jadi pilihan mereka. Suatu sikap yang rasional!

*Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya