Berita

Tim medis di rumah sakit di Warsawa/Net

Dunia

Covid-19 Polandia: Rumah Sakit Kekurangan Ventilator dan Sekolah Kembali Ditutup

KAMIS, 09 DESEMBER 2021 | 10:59 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Beberapa rumah sakit di Warsawa menghadapi lonjakan pasien Covid-19 dalam beberapa hari terakhir yang menyebabkan mereka kekurangan ventilator.

Wakil juru bicara Warsawa, Marzena Wojewodzka, pada Rabu mengatakan, saat ini tidak satu pun tersedia ventilator untuk pasien Covid, sementara pemerintah tengah berusaha mengupayakan pasokan di tengah tingginya tingkat rawat inap Covid-19.

"Menurut angka yang kami terima hari ini, tidak ada satu pun ventilator untuk pasien Covid. Ini tentu saja merupakan tanda yang mengkhawatirkan... Kami juga masih melihat bahwa sebagian besar pasien ini tidak divaksinasi," kata Wojewodzka kepada AFP, Rabu (8/12).

Polandia saat ini adalah negara yang paling terpukul ke-20 di dunia dalam hal kasus virus corona. Dengan tingkat vaksinasi yang rendah, angka kasus terus bertambah setiap harinya.

Menurut penghitungan AFP pada Rabu, tercatat sebanyak 433,3 kasus per 100.000 orang selama seminggu terakhir.

Untuk memerangi pandemi, pemerintah mengadopsi langkah-langkah baru pada hari Selasa, termasuk pembatasan lebih lanjut jumlah orang yang diizinkan di gereja, restoran, dan teater, yang mulai berlaku pada 15 Desember. Juga akan ada batas kapasitas 75 persen pada angkutan umum.

Mulai 15 Desember juga orang-orang yang terbang ke Polandia dari luar kawasan Schengen perjalanan bebas UE harus memiliki bukti tes negatif yang diambil tidak lebih awal dari 24 jam sebelum melintasi perbatasan.

Sekolah-sekolah juga akan kembali ditutup dan siswa belajar dari rumah untuk pembelajaran jarak jauh.

Pemerintah populis sayap kanan Polandia sejauh ini sangat berhati-hati dalam mengikuti negara-negara Eropa lainnya dalam merangkul sertifikat vaksin dan vaksinasi wajib.

Keragu-raguan vaksinasi masih sangat tinggi di Polandia, karena hanya sekitar 54 persen dari populasi yang divaksinasi lengkap.

Sebagian besar oposisi menyerukan pemerintah untuk memberlakukan pembatasan yang lebih ketat.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya