Berita

Politisi PKS Nasir Djamil (tengah) saat hadiri "Demokrasi Timur Berjaya (?)” di Jakarta Pusat/RMOL

Politik

Bahas Demokrasi Indonesia, Nasir Djamil: Ada Bibit Otoriter di Tengah Pandemi Covid-19

RABU, 08 DESEMBER 2021 | 22:47 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Masyarakat Indonesia harus berbangga hati lantaran memiliki sistem pemerintahan yang mengedepankan demokrasi.

Dalam kacamata negara-negara lain, Indonesia memiliki sistem demokrasi yang baik meskipun ada beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki dalam model demokrasi di Indonesia.

Politisi senior Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muhammad Nasir Djamil berpendapat, masyarakat Indonesia tidak perlu berputus asa dengan sistem demokrasi yang dipilih bangsa ini.

Nasir Djamil justru mengajak masyarakat untuk mengantisipasi adanya gelombang kehancuran demokrasi di tengah pandemi virus corona baru (Covid-19) yang terjadi akhir-akhir ini.

"Memang kita tidak perlu berputus asa dengan demokrasi dan tentu saja kita berusaha untuk memitigasi kehancuran demokrasi, dengan cara-cara demokrasi,” ucap Nasir dalam acara diskusi "Demokrasi Timur Berjaya (?)” di CGV Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (8/12).

Legislator dari Aceh ini mengatakan, di tengah pandemi ini, negara yang mengusung sistem demokrasi bisa menjadi otoriter.

Argumentasi Nasir, di tengah pandemi kebijakan pemerintah justru memaksakan rakyat untuk mentaati aturan. Sehingga, muncul pandangan pandemi telah membuat banyak orang tersudutkan.

“Orang dipaksa tidak berkumpul orang dipaksa, tidak pulang kampung orang kemudian dipaksa untuk dirumahkan, sehingga ada bibit otoriter di tengah pandemi ini,” katanya.

"Meskipun memang sebenarnya saya pernah baca bahwa negara-negara otoriter tidak selalu berhasil menangani pandemi,” imbuhnya.

Dia mengimbau, masyarakat Indonesia tetap optimis dan menjaga harapannya kepada negara. Salah satu caranya, dengan mengandalkan dan memilih demokrasi sebagai salah satu pegangan dalam menjaga negara.

"Saya pikir kita harus menjaga asa dengan demokrasi karena kita kan sudah memilih demokrasi. Tapi memang kita harus siap juga menerima risiko dari demokrasi itu,” tutupnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya