Berita

Partai Komunis China/Net

Dunia

Punya Puluhan Ribu Akun Buzzer, Partai Komunis China Diduga Jadi Manipulator Utama Informasi Global

JUMAT, 26 NOVEMBER 2021 | 18:07 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Partai Komunis China (PKC) diduga telah memainkan peran utama dalam memanipulasi informasi dan media yang ada di seluruh dunia untuk mengamankan tujuannya secara tidak etis.

Sebuah laporan dari Hong Kong Post yang dikutip ANI News pada Jumat (26/11) mengungkap bahwa PKC telah menggunakan cara dan alat yang tidak bermoral dan tercela untuk menyebarkan informasi yang mereka inginkan.

Kendati begitu, karena kurangnya bukti, maka sulit untuk menunjukkan keterkaitan PKC dalam kampanye disinformasi di seluruh dunia. Walau demikian, penyelidikan skala besar tengah dilakukan.


"Rusia pernah terlibat dalam kampanye disinformasi yang agresif menjelang pemilihan AS 2016. China berada di jalur yang sama selama beberapa tahun terakhir. Namun, penyelidikan dan penghapusan akun palsu membantu mengungkap gambaran sebenarnya," lapor media tersebut.

Disebutkan, saat ini ada bukti bahwa pasukan pro-China telah secara aktif melakukan berbagai operasi manipulatif di platform media sosial global.

Berbagai investigasi pada masalah yang sama menunjukkan bahwa ada sejumlah besar operasi dan aktivitas yang mengarah pada dampak penting dalam politik dunia, hasil pencarian global, dan pengguna ponsel di seluruh dunia.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Oxford Internet Institute dari Inggris pada Mei, lebih dari 26 ribu akun Twitter terlibat dalam peningkatan unggahan oleh diplomat atau media pemerintah China. Bahkan kegiatan amplifikasi dilakukan hampir 200 ribu kali. Namun akun-akun tersebut ditangguhkan karena memanipulasi konten.

Hong Kong Post melaporkan, akun Twitter tersebut hadir dalam berbagai bahasa. Di Inggris, sebagian besar cuitan yang di Retweet oleh Dutabesar Liu Xiaoming berasal dari akun palsu yang kemudian ditangguhkan oleh Twitter.

Laporan menyebut PKC juga memiliki 10.570 saluran Youtube yang ditangguhkan dan dihapus. Saluran tersebut terlibat dalam terlibat dalam operasi pengaruh terkoordinasi yang terkait dengan China.

Untuk propagandis Cina, YouTube tampaknya menjadi platform pilihan mereka.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya