Berita

Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha saat menghadiri konferensi video dengan manajemen Huawei Technologies Co termasuk pendiri dan chief executive officer Ren Zhengfei, kiri, Kamis 26 November 2021/Net

Dunia

Kerja Sama Makin Erat, Raksasa Teknologi China Bakal Dukung Thailand dengan Teknologi Canggih

JUMAT, 26 NOVEMBER 2021 | 08:57 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Saat sejumlah negara Barat menolak kehadiran Huawei, Thailand justru menerima dengan tangan terbuka kesepakatan kerja sama dengan raksasa teknologi itu.   

Pemerintah Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha tengah berupaya menjalin hubungan erat dengan China, khususnya dengan Huawei lewat peningkatan kerja sama di berbagai bidang teknologi digital.

Dalam postingannya di akun Facebook pada Kamis (25/11), Prayut mengatakan ia telah menggelar diskusi yang baik dan produktif bersama pendiri sekaligus CEO Huawei Technologies Ren Zhengfei.

Diskusi tersebut dikatakannya sebagai 'peluang kerja sama yang terbuka' di banyak bidang untuk mendukung pekerjaan pemerintah dan sektor swasta di Thailand.

Topik diskusi antara lain pemanfaatan teknologi digital di bidang kedokteran, pendidikan, perdagangan, jasa, pariwisata, keuangan, pertanian, dan industri.

Bangkok Post melaporkan bahawa kedua belah pihak juga membahas pengembangan platform cloud agar semua pihak dapat menggunakan big data. Ini akan membutuhkan investasi jangka panjang dan berkelanjutan.

“Konferensi tersebut juga membahas pengembangan personel digital, inovator dan startup serta pelabuhan pintar dan bandara yang akan menggunakan teknologi 5G dan kecerdasan buatan,” tulis Prayut.

Juru bicara pemerintah Thanakorn Wangboonkongchana mengatakan perdana menteri juga berterima kasih kepada Huawei Technologies karena telah menyumbangkan masker wajah dan memberikan dukungan teknologi untuk membantu pemerintah mengatasi Covid-19.

“Dia memerintahkan organisasi pemerintah untuk membahas kemungkinan proyek kerjasama dengan Huawei,” kata juru bicara itu.

Huawei memasuki Thailand pada tahun 1999 dan sekarang memiliki lebih dari 2.800 karyawan, 86 persen di antaranya adalah orang Thailand.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya