Berita

Diskusi yang digelar oleh CSE Aviation dan HM Aviation pada Rabu (24/11)/Ist

Nusantara

Restrukturisasi Internal Tidak Cukup, Perlu Kolaborasi untuk Menyelamatkan Garuda

RABU, 24 NOVEMBER 2021 | 18:47 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Garuda Indonesia dapat bertahan dengan sejumlah catatan yang perlu diperhatikan. Itu termasuk campur tangannya pemerintah dan ahli manajemen industri penerbangan.

Demikian pendapat yang disampaikan oleh mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dan Ketua Pusat Studi Air Power Indonesia (PSAPI) Chappy Hakim dalam diskusi yang digelar oleh CSE Aviation dan HM Aviation pada Rabu (24/11).

Dalam komentarnya, Susi menilai, Indonesia perlu memiliki sebuah maskapai pembawa bendera atau flag carrier. Sehingga akan lebih membanggakan jika Garuda tetap ada.


"Saya yakin Garuda bisa bertahan dengan catatan memiliki manajemen perusahaan yang baik. Restrukturisasi internal Garuda tidak cukup, pemerintah harus turun tangan," ucapnya.

Susi menyebut, salah satu penyebab bangkrutnya banyak bisnis penerbangan kerap kali lantaran para stakeholder penerbangan tidak duduk bersama membahas akar permasalahan yang ada.

"Kita harus duduk bersama menangani ini, bukan hanya Garuda yang ditangani, tetapi juga bagaimana menangani bandara bandara yang terbengkalai," lanjut pemilik Susi Air itu.

Selain itu, Susi berpendapat, sebagai maskapai penerbangan pembawa bendera, Garuda tidak boleh ikut campur dalam urusan politik.

Pernyataan senada juga diutarakan oleh Chappy Hakim. Kepala Staf Angkatan Darat periode 2002-2005 itu mengatakan, Garuda merupakan simbol perjuangan bangsa. Terlebih masa depan manusia juga berada pada udara dan luar angkasa.

Chappy sendiri secara khusus menyoroti sejumlah kesulitan yang kerap dialami oleh Garuda dalam sejarahnya. Kesulitan yang terjadi dilakukan ketika pergantian manajemen perusahaan dan penyuntikkan dana.

"Yang perlu dilakukan ialah audit, demi menyelamatkan dan tidak terulang kembali. Dan mirisnya lagi di Indonesia sendiri ahli manajemen penerbangan masih sangat sedikit," pungkasnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya