Berita

KSAD, Jenderal Dudung Abdurrachman/Net

Politik

Pengamat Militer: Tidak Ada yang Salah dengan Pernyataan Jenderal Dudung Soal KKB

RABU, 24 NOVEMBER 2021 | 12:38 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Pernyataan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman yang meminta prajurit TNI yang bertugas di Papua memahami bahwa Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) adalah mereka yang belum sepaham soal NKRI masih jadi kontroversi.

Menurut Dudung, KKB merupakan sebagian kecil masyarakat yang belum memiliki kesepahaman mengenai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan mereka adalah saudara.

Menanggapi hal itu, pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi mengatakan, tidak ada yang salah dengan pernyataan orang nomor satu di Angkatan Darat itu.

Menurutnya, meskipun pemerintah kerap melabeli KKB sebagai teroris namun sejatinya mereka saudara sebangsa dan setanah air.

"Ya (KKB) kan memang saudara sebangsa. Enggak ada yang salah dari pernyataan Jenderal Dudung," kata Khairul Fahmi saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL di Jakarta, Rabu siang (24/11).

Khairul Fahmi menilai, serangkaian aksi teror dan kekerasan yang dilakukan KKB terhadap warga sipil maupun militer di Papua tidak berarti mereka itu bukan bagian dari Indonesia.

"Bahwa mereka (KKB) kemudian juga diduga melakukan perbuatan melawan hukum dengan melakukan aksi teror dan kekerasan, itu soal lain," tandasnya.

Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman saat berkunjung ke Jayapura Papua menegaskan, seluruh prajurit TNI diwajibkan memiliki cara pandang yang sama terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang kerap berulah dan melancarkan teror itu.

Menurut dia, orang-orang yang bergabung dalam KKB merupakan sebagian kecil masyarakat yang belum memiliki kesepahaman mengenai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Jangan sampai sedikit pun berpikiran bahwa KKB itu adalah musuh kita, mereka saudara kita yang belum paham tentang NKRI," kata Dudung di Jayapura, Selasa kemarin (23/11).

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pilkada 2024 jadi Ujian dalam Menjaga Demokrasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:52

Saling Mengisi, PKB-Golkar Potensi Berkoalisi di Pilkada Jakarta dan Banten

Sabtu, 04 Mei 2024 | 23:26

Ilmuwan China Di Balik Covid-19 Diusir dari Laboratoriumnya

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:54

Jepang Sampaikan Kekecewaan Setelah Joe Biden Sebut Negara Asia Xenophobia

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:43

Lelang Sapi, Muzani: Seluruh Dananya Disumbangkan ke Palestina

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:35

PDIP Belum Bersikap, Bikin Parpol Pendukung Prabowo-Gibran Gusar?

Sabtu, 04 Mei 2024 | 22:16

Demonstran Pro Palestina Capai Kesepakatan dengan Pihak Kampus Usai Ribuan Mahasiswa Ditangkap

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:36

PDIP Berpotensi Koalisi dengan PSI Majukan Ahok-Kaesang di Pilgub Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 21:20

Prabowo Akan Bentuk Badan Baru Tangani Makan Siang Gratis

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:50

Ribuan Ikan Mati Gara-gara Gelombang Panas Vietnam

Sabtu, 04 Mei 2024 | 20:29

Selengkapnya