Berita

Ketua GP Ansor, Luqman Hakim/Net

Politik

Ansor Ragukan Status Ulama Terduga Teroris, Arsul Sani Takut Ada Perpecahan Baru

SELASA, 23 NOVEMBER 2021 | 13:22 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Kualifikasi seseorang untuk dapat disebut sebagai ulama atau ustaz, belakangan menjadi perdebatan usai Densus 88 Antiteror Polri menangkap anggota Komisi Fatwa MUI Pusat Ahmad Zain An Najah bersama dua terduga teroris lainnya.

Bagi Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani, memperdebatkan kualifikasi ulama adalah hal yang tidak produktif.

"Tidak usah dilihat apakah dai atau ustaznya itu sudah pantas digelari ulama atau belum," ujar Arsul Sani kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (23/11).


Dikatakan Arsul, yang dibutuhkan saat ini adalah filtet dari masyarakat dalam memilah ceramah-ceramah yang berisikan nilai-nilai keislaman yang menyejukkan. Perdebatan pantas atau tidak pantas seorang disebut ulama hanya akan menimbulkan perpecahan.

"Menurut hemat saya, justru akan menimbulkan perpecahan baru dan terus-menerus di antara umat Islam," katanya.

Salah satu yang ramai diperbincangkan adalah pertanyaan Ketua GP Ansor, Luqman Hakim mengenai kualifikasi ulama dari tiga orang terduga teroris yang ditangkap Densus 88 Antiteror, yakni Farid Okbah, Zain An-Najah, dan Anung Al-Hamat.

Politisi PKB ini meminta masyarakat berhati-hati dalam menyematkan gelar ulama dan ustaz terhadap figur tertentu. Pasalnya, banyak orang yang disebut sebagai ulama untuk kepentingan politis.

Khusus untuk tiga terduga teroris yang ditangkap Densus 88, Luqman Hakim bahkan menyampaikan tantangan apakah yang bersangkutan memiliki kualifikasi disebut sebagai ulama.

"Kami berani menguji atau menantang, apakah tiga terduga teroris yang ditangkap memiliki kualifikasi yang disebut sebagai ulama dalam pengertian yang benar? Bukan sekadar orang yang tahu 1 hingga 2 ayat, 1 hingga 2 hadis, kemudian dilabelkan ulama kepada mereka,” kata Luqman Hakim.

Populer

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Polres Tangsel Diduga Gelapkan Barbuk Sabu 20 Kg

Minggu, 21 Desember 2025 | 02:07

Pemberhentian Ijeck Demi Amankan Bobby Nasution

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:42

Indonesia, Negeri Dalam Nalar Korupsi

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:05

GAMKI Dukung Toba Pulp Lestari Ditutup

Minggu, 21 Desember 2025 | 01:00

Bergelantungan Demi Listrik Nyala

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:45

Komisi Percepatan Reformasi Polri Usul Polwan Dikasih Jabatan Strategis

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:19

Putin Tak Serang Negara Lain Asal Rusia Dihormati

Minggu, 21 Desember 2025 | 00:05

Ditemani Kepala BIN, Presiden Prabowo Pastikan Percepatan Pemulihan Sumatera

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:38

Pemecatan Ijeck Pesanan Jokowi

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:21

Kartel, Babat Saja

Sabtu, 20 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya