Berita

Ekonom Faisal Basri/Net

Politik

Masalah Kereta Cepat Jakarta-Bandung Bukan Soal Kualitas China, tapi Apakah Tetap Kondusif atau Sudah Korosif?

RABU, 03 NOVEMBER 2021 | 05:20 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang akan dilanjutkan pembangunannya setelah menerima penyertaan modal negara (PMN) menuai kritik berbagai pihak.

Salah satunya disampaikan ekonom Faisal Basri, yang memaparkan data kerugian investasi China di Indonesia di sejumlah sektor, sebagai pengukur keuntungan yang bakal didapat Indonesia dari proyek kereta cepat.

Misalnya, data kerugian illegal ekspor nikel Indonesia ke China bisa menyentuh angka triliunan. Faisal memaparkan, data custom adm of China menyebutkan pada 2020 terdapat 3,4 juta ton impor biji nikel ke China dari Indonesia senilai 193,6 juta Amerika Serikat (Rp 2,8 triliun-rate Rp14.577).


"Pada tahun 2021 terdapat impor biji nikel China dari Indonesia sebanyak 477 ribu ton," ungkap Faisal dalam diskusi virtual Paramadina Public Policy Institute yang digelar pada Selasa (2/11).

Selain itu, Faisal juga memaparkan data The Economist Intelligent Unit yang mencatat ranking dunia negara tujuan investasi. Indonesia, katanya, berada pada urutan ke 26 dari seluruh investasi China di seluruh dunia.

"Nomor satu FDI adalah di Singapura, dari negara tersebut pada 2016 perusahaan-perusahaan China secara drastis menanamkan investasi di Indonesia ketika semua fasilitas dan kemudahan diberikan," tuturnya.

Maka dari itu, Faisal justru mempertanyakan keputusan Indonesia melanjutkan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang akhirnya harus disuntik APBN.

"Masalah KA Cepat Jakarta-Bandung, yang diragukan bukan kualitas KA China, tetapi soal kualitas investasi sekarang, apakah tetap kondusif ataukah telah menjadi korosif?" kata Faisal.

"Apalagi dengan bengkaknya biaya dan ketidakjelasan perhitungan investasi kembalinya modal," tandasnya.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Perbankan Nasional Didorong Lebih Sehat dan Tangguh di 2026

Senin, 22 Desember 2025 | 08:06

Paus Leo XIV Panggil Kardinal di Seluruh Dunia ke Vatikan

Senin, 22 Desember 2025 | 08:00

Implementasi KHL dalam Perspektif Konstitusi: Sinergi Pekerja, Pengusaha, dan Negara

Senin, 22 Desember 2025 | 07:45

FLPP Pecah Rekor, Ribuan MBR Miliki Rumah

Senin, 22 Desember 2025 | 07:24

Jaksa Yadyn Soal Tarik Jaksa dari KPK: Fitnah!

Senin, 22 Desember 2025 | 07:15

Sanad Tarekat PUI

Senin, 22 Desember 2025 | 07:10

Kemenkop–DJP Bangun Ekosistem Data untuk Percepatan Digitalisasi Koperasi

Senin, 22 Desember 2025 | 07:00

FDII 2025 Angkat Kisah Rempah Kenang Kejayaan Nusantara

Senin, 22 Desember 2025 | 06:56

Polemik Homebase Dosen di Indonesia

Senin, 22 Desember 2025 | 06:30

KKP Bidik 35 Titik Pesisir Indonesia Buat KNMP Tahap Dua

Senin, 22 Desember 2025 | 05:59

Selengkapnya