Berita

Ketua Partai Kebangkitan Nusantara, Gede Pasek Suardika/Net

Politik

Karakter Gede Pasek Dinilai Masih Kurang Mumpuni, PKN Hanya Akan Jadi Pemanis di 2024

SENIN, 01 NOVEMBER 2021 | 10:59 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Keputusan politikus senior, Gede Pasek Suardika, membentuk Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) sekaligus menjadi ketuanya dinilai akan menghadapi jalan yang berat. Salah satu penyebabnya adalah kapasitas Gede Pasek sebagai politikus yang dinilai masih kurang kuat.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah,
menilai prospek PKN ke depan tak bagus-bagus amat, kalau tak bisa dibilang suram.


"Gede Pasek sejak di Demokrat dan di Hanura saya kira tidak berhasil menunjukkan karakter ketokohannya," jelas Dedi saat dihubungi Kantor Berita RMOLJabar, Senin (1/11).

Menurut Dedi, faktor ketokohan sangat penting dalam sebuah partai politik. Karena berkaitan dengan efektivitas lobi-lobi politik dalam mengajak tokoh-tokoh lain untuk bergabung dengan PKN dan membentuk jaringan hingga ke daerah-daerah.

Faktor lain yang membuat prosepek PKN suram, lanjut Dedi, adalah minimnya sisi logistik.  

"Logistik sangat diperlukan, Saya melihat membaca struktur di Gede Pasek logistiknya tidak cukup kuat, sangat jauh dibandingkan dengan partai lain," tutur Dedi.

Dari dua faktor itu saja Dedi mengaku bisa menebak bila PKN hanya akan jadi  'pemanis' di Pemilu 2024.

"Kehadiran PKN hanya sebatas wacana, keberadaannya ada, tapi sulit untuk menjangkau banyak ceruk pemilih. Sampai batas minimum pun akan kesulitan," paparnya.

Disinggung soal akan bergabungnya mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, Dedi menilai tak akan memberi dampak signifikan. Bahkan, dia memperkirakan nama Anas hanya akan jadi beban bagi PKN.

"Saya kira tidak, justru akan semakin sulit. Reputasi Anas adalah sebagai koruptor, sudah disanksi dengan ditahan. Kalaupun aktif kembali akan sangat sulit sebagai personal. Anas sangat sulit mengangkat citra dan reputasi dirinya sendiri apalagi memengaruhi parpol baru," ujar Dedi.

"Loyalis Anas juga tidak banyak. Kita bicara dalam skala nasional, kalau skala komunitas atau kelompok orang yang dulu simpatik mungkin banyak, tapi itu dalam konteks yang terbatas. Kalau nasional sulit," tandasnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji!

Senin, 06 Mei 2024 | 05:37

Samani-Belinda Optimis Menang di Pilkada Kudus

Senin, 06 Mei 2024 | 05:21

PKB Kota Probolinggo cuma Buka Pendaftaran Wawalkot

Senin, 06 Mei 2024 | 05:17

Golkar-PDIP Buka Peluang Koalisi di Pilgub Jabar

Senin, 06 Mei 2024 | 04:34

Heboh Polisi Razia Kosmetik Siswi SMP, Ini Klarifikasinya

Senin, 06 Mei 2024 | 04:30

Sebagian Wilayah Jakarta Diperkirakan Hujan Ringan

Senin, 06 Mei 2024 | 03:33

Melly Goeslaw Tetarik Maju Pilwalkot Bandung

Senin, 06 Mei 2024 | 03:30

Mayat Perempuan Tersangkut di Bebatuan Sungai Air Manna

Senin, 06 Mei 2024 | 03:04

2 Remaja Resmi Tersangka Tawuran Maut di Bandar Lampung

Senin, 06 Mei 2024 | 02:55

Aspirasi Tak Diakomodir, Relawan Prabowo Jangan Ngambek

Senin, 06 Mei 2024 | 02:14

Selengkapnya