Berita

Jaya Suprana/Net

Jaya Suprana

Alasanomologi Ganti Nama Facebook

SENIN, 01 NOVEMBER 2021 | 07:29 WIB | OLEH: JAYA SUPRANA

JAUH sebelum musim warga keturunan China ganti nama pada masa Orde Baru, ayah saya pada masa Orde Lama sudah mengganti nama berdasar sepucuk surat ijin yang ditandatangani langsung oleh Bung Karno sebagai presiden pertama Republik Indonesia.

Ganti Nama


Ayah saya yang semula bernama Poa Bing Lam menulis surat permohonan kepada Bung Karno untuk mengganti namanya menjadi Lambang Suprana.

Alasan ayah saya ganti nama bukan karena merasa diperlakukan diskriminatif ras namun karena sebagai warga Indonesia merasa lebih nyaman menyandang nama Indonesia ketimbang nama China.

Alasan ayah saya jelas subyektif maka tidak memaksakan kehendaknya kepada orang lain namun ternyata Presiden Soekarno mengabulkan permohonan ayah saya secara tertulis lengkap dengan tanda tangan beliau.

Saya sendiri pada masa itu masih kanak-kanak maka belum mengikuti jejak ayah saya apalagi ayah saya tidak memaksa saya mengikuti jejak beliau ganti nama.

Namun setelah tiba masa Orba dan ternyata banyak warga keturunan China mengikuti jejak ayah saya mengganti nama maka saya yang pada masa itu sedang belajar dan mengajar di Jerman melalui KBRI di Jerman secara sukarela mengganti nama saya dari Poa Kok Tjiang menjadi Jaya Suprana.

Mark Zuckerberg


Sekitar setengah abad kemudian di Amerika Serikat mendadak Mark Zuckerberg bukan mengganti nama dirinya sendiri namun nama perusahaan tersohornya dari Facebook menjadi Meta dengan logo lambang infinitas alias ketak-terhinggaan.

Nama Meta berakar pada metaverse sebagai pengembangan futuristik istilah Universe.

Pada hakikatnya metaverse adalah istilah terbaru maka sementara ini terkeren bagi alam semesta. Sama halnya dengan pengkerenan istilah fisika menjadi metafisika, matematika menjadi metamatematika, sejarah menjadi metasejarah, politik menjadi metapolitik dan lain-lain meta-meta.

Zuckerberg menjelaskan pengkerenan nama sebagai upaya  rebranding perusahaan Facebook yang sedang menuai kecaman keras di sejumlah negara terkait isu pelanggaran di dalam pelayanannya.

Selain itu, Zuckerberg juga memberikan penjelasan soal alasan perubahan nama dari segi bisnis. Zuckerberg menilai bahwa perubahan nama serta logo diharapkan akan membawa keberuntungan bagi perusahaan teknologi itu.

Gagasan awalnya berasal dari rencana Zuckerberg membentuk masa depan internet yang lebih gilang-gemilang. Zuckerberg meyakini Metaverse akan menjadi platform pengalaman sosial masa depan.

Zuckerberg merasa bahwa Facebook memang wajib mengubah citra sebagai perusahaan media sosial yang selama ini sudah terbangun akibat terasa sudah kurang selaras dengan masa depan.

Ia ingin agar masyarakat lebih mengenal perusahaan Meta sebagai bukan terbatas perusahaan medsos belaka namun raksasa teknologi.

Arti Nama


Memang di dalam tragedi Romeo dan Julia, Shakespeare sempat melecehkan apa yang disebut sebagai nama dengan pertanyaan “What is a name?” akibat Romeo dan Julia masing-masing menyandang nama keluarga yang saling bermusuhan di Verona pada sekitar abad XIV dan XV.

Namun jaman berubah sehingga pada abad XXI ternyata nama memegang nama luar biasa penting. Misalnya nama Kennedy merupakan jaminan bagi karier politik, Einstein di sains, Mozart di musik, Ford di industri mobil, sementara nama Hitler merupakan nama yang paling dihindari di Jerman masa kini. Nama seperti Coca Cola, BMW, MacDonald, Toyota, Pertamina, Garuda, Jamu Jago memiliki nilai tersendiri sebagai jaminan mutu produk.

Maka dengan mengganti nama Facebook menjadi Meta, Insya Allah Mark Zuckerberg (yang apabila di-Indonesiakan menjadi Bukit Gula) akan membawa perusahaannya ke masa depan yang lebih keren karena lebih manis ketimbang masa kini apalagi masa lalu.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya