Berita

Ilustrasi/Net

Politik

Pelibatan TNI di Program Cetak Sawah Berakibat Gagal, CBA: Militer Tugasnya Berperang Bukan Bertani

RABU, 27 OKTOBER 2021 | 21:57 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Program Cetak Sawah yang dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) dengan melibatkan TNI AD melalui Kodam dan jajarannya, pada akhirnya gagal alias tidak berjalan.

Hal itu menjadi temuan Koordinator Center for Budget Analysis (CBA) Jajang Nurjaman dari hasil kajiannya di sejumlah daerah.

Menurut Jajang, kegagalan program cetak sawah tersebut pada dasarnya karena prajurit TNI AD disiapkan untuk berperang saat memasuki dinas pendidikan militer, bukan karena ingin bertani.

Selain itu, dia juga melihat adanya feasibilty study yang tidak mendalam dan tidak terukur saat akan memulai program cetak sawah.

"Karena (bertani) memang bukan bagiannya. Selain itu terlihat tidak ada semacam pembinaan dan penyuluhan semacamnya sebagai bekal bagi TNI AD yang terlibat dalam Program Cetak Sawah," ujar Jajang dalam keterangan tertulisnya.

Jajang menilai, pemerintah dalam menjalankan program lumbung pangan masih banyak kelemahan. Contohnya Kajian Lingkungan Hidup Strategis yang seharusnya menjadi acuan dasar penyusunan rencana kebijakan dalam praktiknya hanya jadi alat penguat dalam pembukaan lahan. Seperti yang terjadi di Gunung Mas Kalimantan Tengah untuk komoditas singkong, 700 hektar dibuka tanpa adanya AMDAL.

"Ditambah keterlibatan TNI AD yang pada dasarnya tidak paham soal pertanian, program ini menjadi semakin salah kaprah," tuturnya.

Jajang pun menyebut, pemerintah seperti tidak mau belajar dari kesalahan sebelumnya, misalnya dalam program cetak sawah yang juga melibatkan militer. Karena memang bukan bidangnya berakibat adanya 17 temuan dan 21 masalah hal ini berakibat kerugian negara miliaran rupiah.

"Terkait program lumbung pangan, kami  meminta Presiden Joko Widodo segera mengevaluasi kembali, khususnya keterlibatan militer," katanya.

Jajang memandang, seharusnya pemerintah mendasarkan tujuan dari program lumbung pangan seperti yang dirumuskan. Yakni untuk mengatasi krisis pangan akibat Covid-19, soal perubahan iklim, dan ketergantungan impor.

"Yang terjadi saat ini juga dengan mengabaikan Masalah AMDAL justru memperburuk pencegahan perubahan iklim," imbuhnya.

Maka dari itu, Jajang mendorong pemerintah melibatkan lebih banyak masyarakat sipil dari kalangan profesional dan khususnya petani. Selain itu, juga penting menurutnya membantu para petani yang bermasalah dengan alat produksi dan menyelesaikan persoalan ketimpangan lahan.

"Bukan malah memperluas lahan dengan militer," demikian Jajang.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Terobosan Baru, Jaringan 6G Punya Kecepatan hingga 100 Gbps

Selasa, 07 Mei 2024 | 12:05

172 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiah Serentak Gelar Aksi Bela Palestina Kutuk Israel

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:54

Usai Terapkan Aturan Baru, Barang Kiriman TKI yang Tertahan di Bea Cukai Bisa Diambil

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:37

MK Dalami Pemecatan 13 Panitia Pemilihan Distrik di Puncak Papua ke Bawaslu dan KPU

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:29

Tentara AS dan Pacarnya Ditahan Otoritas Rusia

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:18

Kuasa Pemohon dan Terkait Sama, Hakim Arsul: Derbi PHPU Seperti MU dan City

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:11

Duet PDIP-PSI Bisa Saja Usung Tri Risma-Grace Natalie di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:56

Bea Cukai Bantah Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:37

Pansel Belum Terbentuk, Yenti: Niat Memperkuat KPK Gak Sih?

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:35

Polri: Gembong Narkoba Fredy Pratama Kehabisan Modal

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:08

Selengkapnya