Berita

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat menerima kunjungan Menteri Perusahaan Perladangan dan Komiditi Malaysia, Zuraida Binti Kamaruddin pada Minggu kemarin (24/10).

Politik

Kampanye Negatif Kelapa Sawit Jadi Pokok Bahasan Saat Airlangga Menjamu Menteri Zuraida

RABU, 27 OKTOBER 2021 | 07:53 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Tantangan kampanye negatif terhadap produk kelapa sawit oleh sejumlah negara di sejumlah forum internasional menjadi pokok bahasan saat Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menerima kunjungan Menteri Perusahaan Perladangan dan Komiditi Malaysia, Zuraida Binti Kamaruddin pada Minggu kemarin (24/10).

Airlangga menegaskan bahwa pertemuan ini menjadi signifikan karena Malaysia salah satu mitra utama bagi Indonesia di berbagai bidang perekonomian dan perdagangan.

“Pertemuan ini untuk membahas peningkatan kerjasama bilateral antara Indonesia dan Malaysia, negara tetangga negara serumpun, serta berdiskusi pula terkait kebijakan kelapa sawit,” ujarnya lewat akun Twitter pribadi, Rabu (27/10).

Ketua Umum Partai Golkar itu menjelaskan bahwa Indonesia dan Malaysia adalah sesama negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Hal itu membuat isu kelapa sawit ini menjadi isu dan kepentingan bersama Indonesia-Malaysia.

Oleh karena itu, kedua negara ini membutuhkan sikap dan strategi bersama dalam merespon situasi yang berkembang, serta berkolaborasi melakukan advokasi positif terkait kelapa sawit.

“Saya berharap melalui pertemuan semacam ini hubungan baik antara Indonesia-Malaysia semakin produktif dan bermanfaat bagi rakyat di kedua negara,” sambungnya.

Airlangga menekankan bahwa antarpemerintah perlu selalu memperkuat komunikasi, menjalankan kolaborasi dan aksi bersama demi kepentingan nasional yang sama terkait kerja sama berbagai sektor, termasuk soal advokasi kelapa sawit yang saat ini menjadi concern bersama kedua negara.

Dengan kerja sama yang baik, saya yakin insya Allah semakin banyak peluang yang dapat kita manfaatkan sebesar-besarnya, pertama-tama untuk kepentingan pembangunan sosial ekonomi Indonesia.

“Sekaligus mempererat kerja sama kawasan di tengah kompetisi dan konstalasi perkembangan ekonomi politik antar kawasan di berbagai belahan dunia,” tutupnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya