Berita

Dubes Pakistan Muhammad Hassan (menghadap kamera) saat menerima CEO RMOL Network Teguh Santosa./Ist

Dunia

Mengapa Pakistan Serius Memperhatikan Dinamika Afghanistan? Ini Alasannya

SABTU, 16 OKTOBER 2021 | 22:39 WIB | LAPORAN: YELAS KAPARINO

Ditakdirkan hidup bersebelahan dengan Afghanistan, mau tidak mau memaksa Pakistan untuk memperhatikan dinamika politik yang terjadi di negara tetangganya itu. Termasuk perubahan rezin yang baru-baru ini terjadi.

Duta Besar Republik Islam Pakistan, Muhammad Hassan, mengatakan, negaranya memperhatikan perkembangan di Afghanistan dengan sangat serius.

Alasannya kuat dan tidak dapat dibantah.


“Kami berbatasan langsung dengan Afghanistan. Saat ini ada 3 juta pengungsi Afghanistan yang terdaftar berada di Pakistan, dan sekitar 1 juta pengungsi yang tidak terdaftar, dalam 40 tahun terakhir. Kami tidak mendapatkan banyak bantuan dari dunia internasional (untuk menangani pengungsi Afghanistan),” ujarnya ketika menerima CEO RMOL Network, Teguh Santosa, di kantornya, di kawasan Mega Kuningan, Jumat siang (15/10).

Selain itu, Dubes Hassan menambahkan, setiap hari ada sekitar 33 ribu sampai 35 ribu orang Afghanistan yang melintasi perbatasan kedua negara untuk beraktifitas di Pakistan, dan kemudian, di hari yang sama, kembali ke Afghanistan.

Fenomena ini, khususnya pengungsi Afghan di perbatasan, adalah beban berat yang harus ditanggung Pakistan karena di sisi lain, pemerintah Pakistan juga tidak ingin memaksa para pengungsi kembali ke tanah air mereka yang tidak stabil baik dari sisi politik maupun ekonomi.

“Kami peduli karena kalau ada perdamaian di Afghanistan, ada stabilitas di Afghanistan, semua pengungsi ini bisa kembali ke negara mereka dengan hormat dan dengan harga diri (dignity). Kami tidak mau memaksa mereka kembali ke sana, kami mau mereka pulang dengan sukarela,” ujarnya lagi.

Selain isu pengungsi, Pakistan juga merasa perlu memperhatikan dinamika politik di Afghanistan karena selama ini, sejak era Hamid Karzai dan Asraf Ghani di Afghanistan, Pakistan kerap menjadi target serangan kelompok teroris yang beroperasi dari Afghanistan dan mendapatkan dukungan dari negara lain, dalam hal ini India.

“(Di era Karzai dan Ghani) lebih dari 65 persen wilayah Afghanistan tidak berada di bawah kontrol pemerintah pusat. Berdasarkan informasi intelijen yang kami miliki ada kelompok di dalam pemerintahan yang menjalin hubungan dengan lawan kami, dalam hal ini India,” ujarnya lagi.

Dubes Hassan menambahkan, pemerintah Pakistan telah mengumpulkan semua bukti yang mereka miliki mengenai serangan-serangan ini dan telah menyerahkannya ke PBB.

“Sekarang rezim Taliban di Afghanistan berjanji tidak akan membiarkan teritorinya digunakan untuk menyerang negara lain termasuk Pakistan. Kami ingin seperti itu agar rakyat kami tidak menderita akibat ketidakstabilan di Afghanistan,” sambungnya.

“Itulah sebabnya kami mendorong (urging) komunitas internasional memberi kesempatan kepada Taliban untuk bekerja memenuhi janji-janji yang mereka sampaikan. Tentu saja, kami juga ikut menekan pemimpin-pemimpin Taliban untuk dapat membentuk pemerintahan yang inklusif. Kami menjalin hubungan (in touch) dengan semua pihak di Afghanistan, kami menjalin hubungan dengan semua negara yang menjadi tetangga Afghanistan. Kami juga menjalin hubungan dengan negara-negara besar, seperti AS, China, dan Rusia,” masih urainya.

Dia juga menambahkan, pemerintah Pakistan mendorong rakyat Afghanistan agar tidak membiarkan perusuh (spoilers) mengganggu proses transisi yang sedang berjalan di Afghanistan.

“Memang ada pihak-pihak (stake holders) yang tidak menginginkan perdamaian di Afghanistan, seperti ISIS, Al Qaeda,” demikian Dubes Hassan.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Komisi V DPR: Jika Pemerintah Kewalahan, Bencana Sumatera harus Dinaikkan jadi Bencana Nasional

Sabtu, 06 Desember 2025 | 12:14

Woman Empower Award 2025 Dorong Perempuan Mandiri dan UMKM Berkembang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 12:07

Harga Minyak Sentuh Level Tertinggi di Akhir Pekan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:58

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:44

DPR: Jika Terbukti Ada Penerbangan Gelap, Bandara IMIP Harus Ditutup!

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:24

Banjir Aceh, Untungnya Masih Ada Harapan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:14

Dana Asing Masuk RI Rp14,08 Triliun di Awal Desember 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:08

Mulai Turun, Intip Harga Emas Antam Hari Ini

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:03

Netflix Beli Studio dan Layanan Streaming Warner Bros 72 Miliar Dolar AS

Sabtu, 06 Desember 2025 | 10:43

Paramount Umumkan Tanggal Rilis Film Live-Action Kura-kura Ninja Terbaru

Sabtu, 06 Desember 2025 | 10:35

Selengkapnya