Berita

Ekonom Senior Indef Faisal Basri/Repro

Politik

Soroti Revisi UU BUMN, Faisal Basri: Apakah Pemerintah Ingin Bentuk Negara Kapitalis?

RABU, 06 OKTOBER 2021 | 16:50 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Pemerintah sebelum melakukan revisi Undang Undang (UU) Badan Usaha Milik Negara (BUMN), harus memiliki tujuan yang jelas terlebih dahulu. Jangan sampai adanya revisi UU BUMN justru semakin memperparah kondisi perekonomian nasional.

Demikian disampaikan Ekonom Senior Indef Faisal Basri saat menjadi narasumber dalam webinar bertajuk "RUU BUMN; Refleksi Kritis Terhadap Kedaulatan Ekonomi Nasional" pada Rabu sore (6/10).

"Apa peran esensi negara itu apa? Apakah ingin membentuk capitalism state? Atau apa? Itu yang tidak terjawab di RUU BUMN ini," kata Faisal Basri.

Menurut Pakar Ekonomi dari Universitas Indonesia (UI) ini, pemerintah harus bisa mengejawantahkan bahwa kebutuhan BUMN dalam rangka mewujudkan cita-cita perekonomian nasional sebagaimana termaktub dalam UUD Pasal 33.

"Dalam bacaan saya atas UUD Pasal 28 tentang HAM, BUMN ini harus jadi alat fiskal pembangunan nasional," katanya.

Selain itu, misi BUMN harus diperbesar dan harus sinergi, tetapi bukan berarti anti persaingan.

Pandangan Faisal, misi BUMN harus disinergikan untuk tujuan mensejahterakan rakyat Indonesia. Caranya, melalui perusahaan-perusahaan plat merah di bawah naungan BUMN.

Faisal Basri mengkritik, peran sebaliknya, dengan adanya BUMN semakin besar tetapi tidak berdampak apapun terhadap rakyat.

"Bahkan kalau kita lihat, saya menjadi sangat maklum kalau pertumbuhan ekonomi Indonesia makin lama makin lambat. Karena apa? Makin besar BUMN," tuturnya.

Atas dasar itu, Faisal Basri khawatir adanya revisi UU BUMN yang tanpa penjelasan rigid dan akuntabel, justru pemerintah ingin mewujudkan capitalism state atau negara kapitalis.

"Saya takut sekali dengan kecenderungan State Capitalism. Saya bukan anti BUMN," pungkasnya.

Selain Faisal, turut hadir dalam webinar yang diselenggarakan oleh Korps Alumni HMI (KAHMI) itu yakni Pakar Kebijakan Publik Isnaeni Muallidin, Menneg BUMN 1997-1998 Tanri Abeng, Ketua Komisi VI DPR RI Faisol Reza, dan Komisioner KPPU RI Ukay Karyadi.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya