Berita

Istimewa

Publika

Multiplayer Effect

SABTU, 02 OKTOBER 2021 | 12:04 WIB | OLEH: JOKO INTARTO

Plong! Yang saya khawatirkan beberapa hari terakhir ini ternyata tidak terjadi. Pembeli rendang tempe di Jakarta merasa puas. Kemasan paketnya bagus. Vacuum pack-nya oke. Rasa tempenya enak. Bumbu rendangnya pun nendang.

Seribu potong rendang tempe produksi UKM binaan Lazismu Grobogan itu telah diterima Pak Lambang Saribuana, Jumat petang. Pengiriman terlambat tiga hari karena masalah teknis dalam proses produksi.

Hari ini Pak Lambang baru tes rasa. Karena cocok, Jumat depan akan didistribusikan melalui program Jumat Berkah Lazismu Manggarai, Jakarta Selatan.

"Rendang tempe akan menjadi menu baru melengkapi rendang daging sapi dan kambing untuk program Jumat Berkah. Kami akan mengorder lagi secara rutin," kata CEO CSM Cargo itu.

Rendang tempe dibuat anak-anak muda kader Muhammadiyah yang sedang merintis usaha kuliner di Grobogan. Bahan baku tempenya dipasok perusahaan tempe Mbah Bayan.

Tanpa disadari, kehadiran perusahaab tempe Mbah Bayan telah menghasilkan dua pola pemberdayaan yang unik. Pertama, menjadi off taker pengusaha UKM tempe di Dusun Glonggong, Desa Kranggan Harjo, Kecamatan Toroh, yang menjadi pusat produksi. Kedua, menumbuhkan UKM tempe olahan di kota Purwodadi.

Order rendang tempe itu awalnya ditujukan ke perusahaan tempe Mbah Bayan. Tetapi saya usulkan agar Lazismu Grobogan membina satu perusahaan UKM kuliner. Maka perusahaan tempe Mbah Bayan fokus di produksi tempe mentah. Perusahaan UKM lain fokus di produksi tempe olahan.

Bila produk rendang tempe bisa diterima pasar, saya akan dorong Lazismu Grobogan untuk mendorong lahirnya satu perusahaan UKM lagi. UKM ini fokus ke penjualan produk melalui outlet.

Rencananya akan ada satu mahasiswa yang siap membuka usaha angkringan dengan menu andalan: Nasi kucing rendang tempe. Hasil usaha angkringan itu akan digunakan untuk membiayai kuliahnya yang terancam drop out.

Multiplayer effect. Begitu kata para pakar. Saya tidak terlalu paham artinya. Yang saya tahu, bisnis berjamaah itu Muhammadiyah banget.

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

KPK Akan Digugat Buntut Mandeknya Penanganan Dugaan Korupsi Jampidsus Febrie Adriansyah

Kamis, 23 Januari 2025 | 20:17

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

UPDATE

Karyawan Umbar Kesombongan Ejek Pasien BPJS, PT Timah Minta Maaf

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:37

Sugiat Santoso Apresiasi Sikap Tegas Menteri Imipas Pecat Pelaku Pungli WN China

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:30

KPK Pastikan Tidak Ada Benturan dengan Kortastipikor Polri dalam Penanganan Korupsi LPEI

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:27

Tabung Gas 3 Kg Langka, DPR Kehilangan Suara?

Minggu, 02 Februari 2025 | 15:10

Ken Martin Terpilih Jadi Ketum Partai Demokrat, Siap Lawan Trump

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:46

Bukan Main, Indonesia Punya Dua Ibukota Langganan Banjir

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:45

Larangan LPG di Pengecer Kebijakan Sangat Tidak Populis

Minggu, 02 Februari 2025 | 14:19

Smart City IKN Selesai di Laptop Mulyono

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:59

Salah Memutus Status Lahan Berisiko Besar Buat Rakyat

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:45

Hamas Sebut Rencana Relokasi Trump Absurd dan Tidak Penting

Minggu, 02 Februari 2025 | 13:26

Selengkapnya