Berita

Gurubesar Ekonomi IPB, Prof Didin S Damanhuri/Net

Nusantara

Era Reformasi, Indonesia Hilang Power Hingga Menjadi Negara Follower dalam Perang Dingin Laut Cina Selatan

SABTU, 02 OKTOBER 2021 | 06:00 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Indonesia pernah memiliki sejumlah tokoh paling disegani di kawasan ASEAN, seperti Presiden pertama Soekarno, BJ Habibie dan lainnya menjadikan Indonesia sebagai Big Brother di ASIA dan pemimpin dalam non-line atau nonblok.

Demkian pula Adam Malik, menteri luar negeri pertama yang memelopori ASEAN kemudian meningkat ke non-line.

Hal tersebut disampaikan Gurubesar IPB Prof Didin Damanhuri dalam acara diskusi virtual New Cold War US-China dan Reposisi Geopolitik Indonesia: Lesson Learned from Peristiwa 1965, yang digagas Narasi Channel, Jumat (1/10).


Namun, kata Didin, di era reformasi ini Indonesia seakan kehilangan power tersebut. Pasalnya, setelah sekian presiden memerintah tetapi menjadi follower negara lain.

"Padahal jejak-jejak politik dan ekonomi kedua pemimpin sebelumnya itu telah menginspirasi mestinya, 2024 ke depan agar Indonesia kembali core player dalam percaturan global. Apalagi sekarang ini secara konteks geopolitik kan terjadi multi polarity," kata Prof Didin.

Dia menerangkan jika pada perang dingin sebelumnya, Uni Soviet sempat berhadapan dengan Amerika, sedangkan China ada di samping Uni Soviet, dan Indonesia cenderung memimpin nonblok tadi, dan terperosok membangun Jakarta Peking.

“Itulah yang menjatuhkan Soekarno yang akhirnya ada kompor-kompor atau bahkan subversi dari PKI, membawa semakin dekat dengan Beijing. Itu yang menjadi misleading,” terangnya.

Penjelasan lain, dalam misleading Indonesia tersebut lantaran adanya PKI yang bermain dan bersaing dengan AD, Amerika juga main dengan CIA. Namun, jika mempelajari pola politik Soekarno, dia berhasil dalam konferensi Asia-Afrika memimpin nonblok.

“Karena dia konkret konstitusi dilaksanakan untuk ekonomi, sehingga mempunyai legitimasi dari rakyat kemudian memimpin ASEAN dan memimpin nonblok. Jadi sekarang ini kan multipolarity-nya kan kira-kira ada aliansi AUKUS ditumbuhkan lagi,” ucapnya.

Sejak Amerika menang dalam perang dunia kedua ini, kata Didin, membangun berbagai organisasi untuk aliansi intelijen, aliansi militer dan ekonomi. Sedangkan AUKUS adalah sebagai core player dalam aliansi militer.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

UPDATE

Pesan Ketum Muhammadiyah: Fokus Tangani Bencana, Jangan Politis!

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:13

Amanat Presiden Prabowo di Upacara Hari Bela Negara

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:12

Waspada Banjir Susulan, Pemerintah Lakukan Modifikasi Cuaca di Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:05

Audit Lingkungan Mendesak Usai Bencana di Tiga Provinsi

Jumat, 19 Desember 2025 | 10:04

IHSG Menguat, Rupiah Dibuka ke Rp16.714 Pagi Ini

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:59

TikTok Akhirnya Menyerah Jual Aset ke Amerika Serikat

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:48

KPK Sita Ratusan Juta Rupiah dalam OTT Kepala Kejari HSU

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:28

Bursa Asia Menguat saat Perhatian Investor Tertuju pada BOJ

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:19

OTT Kalsel: Kajari HSU dan Kasi Intel Digiring ke Gedung KPK

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:05

Mentan Amran: Stok Pangan Melimpah, Tak Ada Alasan Harga Melangit!

Jumat, 19 Desember 2025 | 08:54

Selengkapnya