Berita

Kepala Sekretaris Kabinet Katsunobu Kato (kiri) berbicara pada pertemuan tentang strategi keamanan siber di Kantor Perdana Menteri/Net

Dunia

Jepang Sahkan Rancangan Strategi Keamanan Siber Baru, Sebut China, Rusia dan Korut sebagai Ancaman

SENIN, 27 SEPTEMBER 2021 | 14:27 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pemerintah Jepang mengadopsi rancangan strategi keamanan siber yang akan berlaku untuk tiga tahun ke depan, dan untuk pertama kalinya secara terbuka menyebut China, Rusia dan Korea Utara sebagai ancaman serangan siber pada Senin (27/9) waktu setempat.

Strategi tersebut, yang diharapkan akan segera disahkan oleh Kabinet, mengatakan bahwa situasi di dunia maya mengandung risiko yang berkembang pesat menjadi situasi kritis, dan bahwa ketiga negara - China, Rusia, Korut - diduga terlibat dalam aktivitas siber yang bermusuhan.

"Jepang akan mengambil tindakan penanggulangan yang keras dengan menggunakan setiap cara dan kemampuan efektif yang tersedia, termasuk tanggapan diplomatik dan penuntutan pidana," menurut isi strategi terbaru itu, seperti dikutip dari Japan Times.

Kepala Sekretaris Kabinet Katsunobu Kato dalam pernyatannya mendesak anggota Markas Strategis Keamanan Siber untuk bekerja sama dengan pemerintah daerah sambil memberikan pertimbangan yang cukup untuk mendapatkan kepercayaan publik dan terus menerapkan langkah-langkah yang dinyatakan dalam strategi baru tersebut.

Dalam kesempatan itu Kato juga mengonfirmasi bahwa penyelenggaraan Olimpiade Tokyo dan Paralimpiade yang baru berlangsung aman dari serangan siber.

"Jepang tidak mengkonfirmasi adanya serangan siber yang mempengaruhi Olimpiade Tokyo dan Paralimpiade musim panas ini," katanya.

Ditulis dalam rancangan strategi itu, sebagai upaya untuk mewujudkan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, Jepang akan mempercepat kerja sama di lapangan dengan mitranya dalam kerangka Quad - Amerika Serikat, Australia dan India - serta Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, merujuk pada pengaruh China yang semakin besar.

Strategi yang akan menggantikan strategi saat ini yang diadopsi pada Juli 2018, memicu kritik dari China yang mengatakan itu sebagai “fitnah tanpa dasar” terhadap China dan Rusia ketika disusun pada Juli.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya