Berita

CFO Huawei Meng Wanzhou ketika tiba di China/Net

Dunia

Biarkan Meng Wanzhou Pulang, Biden Seperti Menyerah Pada China

MINGGU, 26 SEPTEMBER 2021 | 07:38 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Berakhirnya drama ekstradisi Chief Financial Officer (CFO) Huawei Meng Wanzhou memicu banyak pertanyaan dan kritik di dalam publik Amerika Serikat (AS).

Meng yang merupakan putri pendiri Huawei Technologies, Ren Zhengfei, telah diizinkan pulang ke China setelah jaksa AS mengakhiri kasus penipuan bank terhadapnya pada Jumat (24/9).

Ia tiba di China pada Sabtu (25/9). Pada hari yang sama, dua orang Kanada yang ditahan di Beijing, Michael Kovrig dan Michael Spavor, pulang ke Kanada.

Kepulangan Meng menjadi disambut dengan meriah di China. Di Shenzhen, Meng mengenakan gaun berwarna merah ketika keluar dari pesawat. Ia kemudian melambaikan tangan.

"Saya akhirnya kembali ke rumah. Penantian di negara asing penuh dengan penderitaan. Saya tidak bisa berkata-kata saat kaki saya menyentuh tanah China," kata Meng seperti dikutip Global Times.

Di sisi lain, kesepakatan untuk membebaskan Meng oleh pemerintahan Biden telah memicu kecaman di AS. Banyak pihak berpendapat pelepasan Meng merupakan indikasi Biden telah menyerah pada China dan Huawei.

Beberapa senator Republik dengan cepat mengutuk pembebasan Meng dan mendesak Gedung Putih untuk berbicara kepada Kongres AS tentang masalah ini.

"Pembebasan Meng menimbulkan pertanyaan serius tentang kemampuan dan kemauan Presiden Biden untuk menghadapi ancaman yang ditimbulkan oleh Huawei dan Partai Komunis China," kata Marco Rubio, seperti dikutip Reuters.

Menurut Senator Jim Risch, pembebasan Meng merupakan kemenangan bagi "salah satu rezim paling brutal dan kejam di dunia".

"(Ini) akan memberanikan Partai Komunis untuk menggunakan warga asing lainnya sebagai alat tawar-menawar karena sekarang tahu cara penyanderaan berhasil untuk mendapatkan apa yang diinginkannya," tambahnya.

Meng ditahan pada Desember 2018 di Vancouver setelah pengadilan New York mengeluarkan surat perintah penangkapan. Ia dituding berusaha menutupi upaya perusahaan terkait Huawei untuk menjual peralatan ke Iran yang melanggar sanksi AS.

Penjabat pengacara AS Nicole Boeckmann mengatakan Meng juga tanggung jawab atas peran utamanya dalam melestarikan skema untuk menipu lembaga keuangan global.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya