Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Australia Bersiap Terima Kembali Pelajar Asing, Kecuali dari China

JUMAT, 24 SEPTEMBER 2021 | 10:55 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Pemerintah Australia tengah menjajaki rencana untuk menerima kembali para pelajar internasional, setelah terjadi penurunan kasus Covid-19. Namun begitu, pelajar dari China tampaknya harus menunda keberangkatan.

Setelah disetujui pemerintah federal, penerbangan pertama yang membawa sekitar 500 pelajar internasional yang sudah divaksinasi penuh akan tiba di New South Walles pada akhir tahun.

Tetapi pelajar dari China yang telah mengambil vaksin dari negara mereka kemungkinan besar tidak memenuhi syarat untuk berpartisipasi, karena suntikan tidak diakui oleh Administrasi Barang Terapi Australia.

"Mereka perlu divaksinasi ganda dengan vaksin yang dianggap memadai dan efektif oleh otoritas federal kami dan memang begitu adanya," kata Perdana Menteri Gladys Berejiklian kepada wartawan pada Jumat (24/9), seperti dikutip Bloomberg.

"Mereka yang ingin berpartisipasi di masa depan perlu menemukan akses ke vaksin yang dianggap efektif oleh otoritas kami. Kami tidak ingin risiko tambahan dimasukkan ke dalam sistem kami," tambah dia.

Vaksin yang dibuat oleh Sinovac Biotech Ltd. yang berbasis di Beijing dan Sinopharm milik negara termasuk yang paling banyak digunakan di China, dan memiliki tingkat kemanjuran berkisar antara 50 persen hingga 80 persen dalam mencegah gejala Covid. Sedangkan vaksin yang dikembangkan oleh Sichuan Clover Biopharmaceuticals ditemukan dapat mencegah 79 persen kasus Covid-19 yang disebabkan oleh strain Delta dalam uji coba tahap akhir.

Sinovac dan Sinopharm telah memberikan sedikit data konklusif tentang efektivitas tembakan mereka terhadap varian Delta yang lebih menular, sehingga memicu keraguan terhadap perlindungannya.

NSW sendiri telah menjadi pusat wabah Delta, yang membuat Melbourne dikunci selama 90 hari terakhir.

Di sisi lain, pendidikan internasional merupakan bagian dari pendapatan yang besar bagi negara bagian NSW. Pada 2019 saja, nilainya bisa mencapai 14,6 miliar dolar AS.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya