Berita

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim/Net

Politik

Meski Muncul Klaster Covid-19 di Ribuan Sekolah, Nadiem Tetap Lanjutkan PTM

KAMIS, 23 SEPTEMBER 2021 | 19:56 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Terjadinya penularan Covid-19 dalam proses Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas di sekolah tingkat dasar hingga menengah di daerah tak membuat pemerintah menarik kebijakan PTM.

Justru, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim menyatakan, PTM harus terus dilaksanakan utuk sekolah-sekolah yang sampai saat ini belum ditemukan adanya penularan atau klaster Covid-19.

Padahal, pihaknya mencatat hingga Senin (20/9) terdapat 1.296 dari total 46.500 sekolah yang menyelenggarakan PTM melaporkan terjadi penularan Covid-19 di lingkungan belajar.


Jika dirinci, mayoritas klaster Covid-19 terjadi di tingkat Sekolah Dasar (SD) yaitu sebanyak 581 sekolah. Sementara sisanya di SMP 241 sekolah dan SMA 107 sekolah.

Bahkan, hal ini sudah menjadi perhatian serius berbagai kalangan termasuk dari Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

"Kita monitor temuan itu. Bukan berarti PTM-nya akan diundur, masih harus jalan, terbuka," ujar Nadiem di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (23/9).

Namun begitu, Nadiem mengatakan bahwa sekolah yang ditemukan klaster Covid-19 harus menghentikan sementara proses PTM yang sudah berjalan.

"Ya harus ditutup segera. Memang seperti itu," imbuhnya.

Menganai temuan kalster Covid-19, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 IDI, Prof. Zubairi Djoerban menyayangkan kebijakan PTM yang diputuskan pemerintah melalui Kemendikbudristek berujung timbulnya klaster Covid-19.

"Ini yang dikhawatirkan. Apalagi siswa di bawah 12 tahun yang akan menghadapi peningkatan risiko infeksi tanpa perlindungan vaksin," ujar Zubairi melalui akun Twitternya, Kamis (23/9).

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini berharap, kejadian yang telah menimpa 1.296 sekolah tersebut bisa menjadi pembelajaran.

Bahkan dengan tegas, sosok yang kerap disapa Prof. Beri ini meminta pemerintah untuk tetap bisa mempertimbangkan secara matang setiap penetapan kebijakan di masa pandemi sekarang.

"Semoga kita punya mitigasi untuk ini, sehingga fasilitas medis tidak dibanjiri anak-anak. Jangan buru-buru. Sabar," demikian Zubairi berharap.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

UPDATE

Kuasa Hukum: Nadiem Makarim Tidak Terima Sepeserpun

Minggu, 21 Desember 2025 | 22:09

China-AS Intervensi Konflik Kamboja-Thailand

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:51

Prabowo Setuju Terbitkan PP agar Perpol 10/2025 Tidak Melebar

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:35

Kejagung Tegaskan Tidak Ada Ruang bagi Pelanggar Hukum

Minggu, 21 Desember 2025 | 21:12

Kapolri Komitmen Hadirkan Layanan Terbaik selama Nataru

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:54

Kasus WN China Vs TNI Ketapang Butuh Atensi Prabowo

Minggu, 21 Desember 2025 | 20:25

Dino Patti Djalal Kritik Kinerja Menlu Sugiono Selama Setahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:45

Alarm-Alam dan Kekacauan Sistemik

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:39

Musyawarah Kubro Alim Ulama NU Sepakati MLB

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:09

Kepala BRIN Tinjau Korban Bencana di Aceh Tamiang

Minggu, 21 Desember 2025 | 19:00

Selengkapnya