Berita

Menteri Luar Negeri Jean-Yves Le Drian/Net

Dunia

Buntut Pakta AUKUS dan Kisruh Kapal Selam: Prancis Tarik Pulang Duta Besarnya di AS dan Australia

SABTU, 18 SEPTEMBER 2021 | 06:36 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kisruh yang disebabkan oleh munculnya Pakta AUKUS berbuntut panjang. Prancis yang marah karena merasa dikhianati, akhirnya menarik duta besarnya dari Amerika Serikat dan Australia.

Kementrian Luar Negeri Prancis dalam pernyataannya pada Jumat (17/9) mengatakan, kepentingan Indo-Pasifiknya telah dirusak oleh perjanjian baru yang dibuat oleh pemerintahan Biden tentang kapal selam nuklir.

"Atas permintaan Presiden Republik, saya memutuskan untuk segera memanggil pulang dua duta besar kami di Amerika Serikat dan di Australia untuk berkonsultasi," kata Menteri Luar Negeri Jean-Yves Le Drian, seperti dikutip dari CBC.

Langkah itu dilakukan setelah Canberra mengumumkan bahwa pihaknya membatalkan pembelian  kapal selam konvensional Prancis yang telah terikat kontrak sejak 2016 demi kapal selam nuklir yang dibangun dengan teknologi AS di bawah Pakta AUKUS.

Presiden Joe Biden mengumumkan kemitraan keamanan dengan Australia dan Inggris yang dikenal sebagai Pakta AUKUS, pada Rabu ((15/9).

Ini akan memungkinkan Australia membangun kapal selam bertenaga nuklir untuk pertama kalinya, menggunakan teknologi yang sebelumnya hanya dimiliki AS dengan Inggris. Kapal selam nuklir menawarkan lebih banyak kemampuan siluman, kecepatan dan jangkauan daripada kapal selam tradisional, dan hanya segelintir negara, termasuk China dan Rusia, yang memiliki kapal selam bertenaga nuklir.

Dengan adanya Pakta AUKUS, Australia secara sepihak membatalkan kontrak senilai 90 miliar dolar Australia dengan pembuat kapal selam Prancis, Naval Group, yang telah disepakati pada 2016.

Le Drian mengecam perilaku yang tidak dapat diterima dari sekutu dan mitranya itu.

“Ditinggalkannya proyek kapal selam yang telah disepakati dan menghubungkan Australia dan Prancis sejak 2016, dan pengumuman kemitraan baru dengan Amerika Serikat untuk meluncurkan studi tentang kemungkinan kerja sama di masa depan pada kapal selam bertenaga nuklir, merupakan perilaku yang tidak dapat diterima antara sekutu dan mitra, konsekuensi yang mempengaruhi konsepsi yang kita miliki tentang aliansi kita, kemitraan kita dan pentingnya kawasan Indo-Pasifik bagi Eropa,” ujar  Le Drian.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya