Berita

Taliban/Net

Dunia

Seluruh Dunia Membutuhkan Pemerintahan Afghanistan yang Inklusif, Tidak Terkecuali China

KAMIS, 16 SEPTEMBER 2021 | 13:47 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Dunia memiliki kepentingan yang sama untuk melihat stabilitas di Afghanistan yang diawali dengan pembentukan pemerintahan yang inklusif di bawah rezim Taliban saat ini.

Hal ini yang ditekankan oleh pengamat hubungan internasional dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Teguh Santosa, dalam Diplomatic Forum yang digelar Voice of Indonesia RRI bertajuk "New Geopolitical Map After Taliban's Return to Power" pada Kamis pagi (16/9).

Duduk bersama Wakil Kepala Misi Kedutaan Besar Pakistan di Jakarta, Muhammad Faisal Fayyaz dan Ahli Muda Sub Koordinator Asia Selatan dan Tengah Kementerian Perdagangan Wisnu Widyantoro, Teguh menjelaskan bagaimana dunia membutuhkan pemerintahan Afghanistan yang demokratis dan inklusif.

"Seluruh dunia, kita semua, membutuhkan pemerintahan demokratis di Taliban. Telepas dari siapa yang menjadi presiden, atau bentuk pemerintahan yang mereka miliki. Ini bukan masalah. Yang jadi masalah adalah tindakan mereka dalam menjalankan kekuasaan," terang wartawan senior ini.

Bagi negara-negara tetangga, seperti Pakistan, Tajikistan, Uzbekistan, Turkmenistan, hingga India, ketidakstabilan di Afghanistan bisa mempengaruhi mereka, bahkan menjadi ancaman. Kemunculan ISIS-Khorasan misalnya dapat mencipatakan banyak masalah.

Meski Iran diuntungkan dengan perginya Amerika Serikat (AS) dari kawasan, namun potensi ancaman dari kebangkitan kelompok fundamentalis di Afghanistan juga tetap diwaspadai Teheran.

"Bahkan China membutuhkan Taliban yang demokratis, Afghanistan yang inklusif. Jika tidak, Taliban bisa menjadi bumerang bagi mereka," tambah Teguh.

Kepentingan yang sama juga dimiliki oleh Indonesia. Sejak 2018, Indonesia melalui, ketika itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengupayakan agar Taliban dapat berpartisipasi dalam proses demokrasi di Afghanistan.

Dengan begitu, Teguh mengatakan, komunitas internasional harus lebih banyak melakukan komunikasi dengan Taliban, mencoba mengerti dan memahami mereka.

"Jika mereka tidak bisa membentuk pemerintahan yang inklusif, maka tidak ada bedanya Taliban dengan fasisme, karena mereka melihat dirinya sendiri sebagai etnis terkuat di Afghanistan, dan mereka akan melakukan tindakan buruk kepada masyarakat," jelasnya.

Teguh sendiri berharap, proses dialog yang dilakukan mantan Presiden Hamid Karzai, Ketua Dewan Rekonsiliasi Nasional Abdullah Abdullah, dan pemimpin parpol Gulbuddin Hekmatyar dapat menghasilkan pembagian kekuasaan di pemerintahan.

"Ini tergantung pada kapasitas, kapabilitas mereka untuk menciptakan pemerintahan yang demokratis dan inklusif untuk mereka sendiri dan dunia," tutupnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya