Berita

Ilustrasi/Net

Politik

Kecam Dugaan Pemerkosaan di Jayapura, PAN: Tolak Jalan Damai, Pelaku Harus Dihukum!

SENIN, 13 SEPTEMBER 2021 | 18:27 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Empat orang siswi di Jayapura, Papua, diduga menjadi korban pemerkosaan yang dilakukan politikus dan pejabat. Polisi menyebut korban dan terduga pelaku pemerkosaan sudah berdamai. Hal ini lantas menuai kontroversi di kalangan masyarakat.

Salah satunya dari Partai Amanat Nasional yang mengecam tindakan pemerkosaan yang diduga dilakukan oknum pejabat dan politisi terhadap 4 siswa SMA di Jayapura.

Jubir Muda PAN, Febri Wahyuni Sabran, meminta aparat menolak penyelesaian kasus secara damai dan mendesak pelaku dihukum seberat-beratnya.


"PAN berdiri bersama korban untuk membela hak-haknya," ujar Febri lewat keterangan persnya, Senin (13/9).

Menurut wanita yang akrab disapa Uni Eby ini, aparat penegak hukum mesti menindak tegas orang-orang yang diduga sebagai pelau dari perlakuan tidak sesnonoh tersebut, dan termasuk tidak bisa menjadikan jabatan sebagai alasannya.

"Jalan damai harus ditolak dan pelaku harus diusut tuntas," tegasnya.

Penyelesaian kasus dengan damai, bagi Eby, tidak lantas menghilangkan luka dan trauma korban. Karena itu, balasan yang setimpal harus diberikan kepada mereka yang yang melanggar.

"Pelaku harus dihukum!" imbuhnya menekankan.  

Lebih lanjut, Finalis Putri Muslimah ini menegaskan bahwa pejabat publik seharusnya memberikan contoh dan keteladanan, bukan malah melakukan tindakan amoral dan menyimpang.

Karena itu, dirinya meminta Kepolisian agar transparan dalam mengusut kasus ini sampai tuntas. Keterlibatan politikus dan pejabat kementerian jangan sampai memanipulasi proses hukum yang berlaku.

"Saya mengajak masyarakat  turut mengawal kasus kekerasan seksual ini. Jelas, tapuk kekuasaan tak layak diisi orang yang tak bermoral," tutup Eby.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya