Berita

Juru Bicara Taliban Suhail Shaheen/Net

Dunia

Dikritik Karena Tunjuk Pejabat yang Bermasalah dengan PBB dan AS, Taliban: Kami Hidup di Dunia yang Berat Sebelah

JUMAT, 10 SEPTEMBER 2021 | 08:50 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kelompok Taliban sudah membentuk pemerintahan sementara Afghanistan, yang menurut banyak pihak tidak inklusif seperti yang pernah mereka janjikan sebelumnya.

Dalam sebuah wawancara bersama media corong pemerintah China,Global Times, Juru Bicara Taliban Suhail Shaheen angkat bicara mengenai hal tersebut.

Dia mengatakan bahwa kelompoknya saat ini sedang dalam pembicaraan dengan politisi Afghanistan lainnya, dan jika kesepakatan tercapai, orang lain di luar kabinet saat ini akan memiliki kesempatan untuk mengambil pekerjaan tingkat tinggi di pemerintahan baru.


“Kami percaya pada inklusivitas pemerintah,” katanya, seraya menambahkan bahwa pemerintah formal dapat dibentuk antara sekarang dan Oktober.

Menepis kritik yang mengatakan Taliban tidak inklusif atas susunan pemerintah yang baru diumumkan, Shaheen mengatakan bahwa ini adalah pemerintahan sementara dan penunjukan menteri saat ini adalah untuk mengisi kekosongan karena diperlukan untuk memberikan layanan penting kepada rakyat Afghanistan.

“Banyak posisi tetap kosong tetapi mereka akan diisi setelah pertimbangan,” katanya.

Shaheen mencatat bahwa setiap perubahan dan penyesuaian mengenai pemerintah dimungkinkan sebelum pemerintah formal dibentuk.

Ketika ditanya mengenai pengangkatan Mullah Hasan Akhund sebagai Perdana Menteri sementara dia masih dalam daftar sanksi PBB  dan Sirajuddin Haqqani sebagai Menteri Dalam Negeri yang diklasifikasikan sebagai kelompok teroris oleh AS,  Shaheen mengatakan bahwa dunia memandang mereka dengan tidak adil.

“Kami hidup di dunia yang berat sebelah. Kami berharap  mereka yang mencintai kebebasan akan mendukung kami dalam upaya kami untuk membangun negara kami, untuk membangun perdamaian, dan bekerja untuk kemakmuran rakyat kami,” katanya.

Menurut Shaheen, prioritas utama pemerintah baru adalah untuk fokus pada pekerjaan ekonomi termasuk  menciptakan lapangan kerja dan mengangkat standar hidup penduduk.

Pembangunan Afghanistan, juga menjadi fokus utama sambil berupaya menegakkan perdamaian.

Setelah fokus-fokus itu,  Taliban berharap dapat mengundang delegasi tingkat tinggi dari negara lain termasuk China untuk mengunjungi Afghanistan.

Bicara mengenai krisis pangan yang membayangi di Afghanistan, juru bicara itu mengatakan bahwa dia berharap negara-negara sahabat, termasuk negara-negara tetangganya, akan maju dan membantu rakyat Afghanistan pada saat yang genting ini.

“Kami tidak menginginkan bantuan ini untuk diri kami sendiri tetapi kami menginginkannya untuk rakyat kami," kata Shaheen.

Sudah selayaknya negara-negara Barat memiliki kewajiban moral untuk mendukung Afghanistan.
“Jika mereka tidak ambil bagian, berarti mereka tidak membantu rakyat Afghanistan (yang menunjukkan) slogan-slogan mereka dengan nilai-nilai HAM dan kemanusiaan adalah kata-kata kosong. Mereka mengangkat slogan di satu sisi, tetapi melakukan sebaliknya,” ujarnya.

Mengenai pertanyaan tentang masalah  Gerakan Islam Turkestan Timur (ETIM) , juru bicara menjelaskan bahwa setelah kesepakatan Doha, banyak anggota organisasi ini telah meninggalkan Afghanistan karena mereka diberitahu tidak ada yang dapat menggunakan Afghanistan melawan negara lain.

Dia mengatakan memutuskan hubungan dengan terorisme adalah kepentingan Afghanistan karena mereka ingin fokus pada pembangunan negara untuk memberikan kehidupan yang nyaman bagi rakyat mereka.

Shaheen juga mengatakan bahwa mereka memiliki tiga komitmen.

"Pertama, kami tidak akan mengizinkan pelatihan apa pun di wilayah kami. Kedua, kami tidak akan mengizinkan penggalangan dana apa pun bagi mereka yang berniat melakukan agenda asing. Ketiga, kami tidak akan mengizinkan pendirian pusat rekrutmen di Afghanistan. Ini adalah hal utama,” ujarnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya