Berita

Presiden Joko Widodo/Repro

Politik

Ingatkan Jokowi Jangan Abaikan Seruan OPM, CISA: Kemungkinan Ada Intervensi Asing yang Meningkat!

KAMIS, 09 SEPTEMBER 2021 | 00:59 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Satu pengingat untuk Presiden Joko Widodo kembali disampaikan publik, khususnya terkait seruan perang yang digaungkan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) terhadap Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Apa yang tengah dikampanyekan OPM tersebut menuai reaksi keras dari masyarakat, karena dikhawatirkan merembet ke persoalan sosial di Bumi Cendrawasih.

Direktur Eksekutif Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA), Herry Mendrofa, mendesak pemerintah untuk mengambil langkah strategis dan tegas untuk permasalahan di Papua.

"Presiden Jokowi harus mengambil langkah strategis dan berkelanjutan melalui akselerasi resolusi konflik di Papua," ucap Herry Mendrofa melalui keterangan persnya, Rabu (8/9).

Menurutnya, persoalan di Papua harus menjadi perhatian serius Pemerintah Jokowi, dan harus lebih ditingkatkan. Karena Herry memandang ada pihak-pihak luar yang meningkatkan pengaruhnya di Papua.

"Jika Jokowi abai soal Papua kemungkinan intervensi asing meningkat. Harus dipastikan bahwa telah dioptimalkannya perhatian pemerintah itu tidak hanya sebatas klaim sepihak karena Papua ini cukup menarik sorotan dunia internasional,” tuturnya.

Lebih lanjut, Herry menilai persoalan di Papua itu seyogianya dilihat dari beragam aspek dengan mengedepankan pendekatan sosiologis.

"Dalam konteks Papua, bukan pendekatan politik melainkan pendekatan sosiologis yang paling tepat karena muatannya humanis, kolaboratif serta solutif," ujarnya.

Maks dari itu, Herry menyebutkan beberapa variabel penting yang patut dijadikan pertimbangan Pemerintah jika resolusi konflik ingin tercapai di Papua.

Karena dari sepengamatannya, selama ini kebijakan otonomi khusus belum mampu menjawab permasalahan di Papua secara komprehensif.

"Hemat saya resolusi konflik di Papua itu perlu mempertimbangkan variabel tercapainya Keadilan Sosial secara merata, perhatian pemerintah dan soal intervensi asing," jelas Herry.

"Kebijakan Otonomi Khusus Papua bisa dianggap nirsolutif, karena dugaan saya hanya dinikmati oleh segelintir elit. Artinya keadilan sosial disana belum merata," tutupnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pendapatan Garuda Indonesia Melonjak 18 Persen di Kuartal I 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:41

Sidang Pendahuluan di PTUN, Tim Hukum PDIP: Pelantikan Prabowo-Gibran Bisa Ditunda

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:35

Tak Tahan Melihat Penderitaan Gaza, Kolombia Putus Hubungan Diplomatik dengan Israel

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:34

Pakar Indonesia dan Australia Bahas Dekarbonisasi

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:29

Soal Usulan Kewarganegaraan Ganda, DPR Dorong Revisi UU 12 Tahun 2006

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:25

Momen Hardiknas, Pertamina Siap Hadir di 15 Kampus untuk Hadapi Trilemma Energy

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:24

Prabowo-Gibran Diminta Lanjutkan Merdeka Belajar Gagasan Nadiem

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:16

Kebijakan Merdeka Belajar Harus Diterapkan dengan Baik di Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:06

Redmi 13 Disertifikasi SDPPI, Spesifikasi Mirip Poco M6 4G

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:59

Prajurit TNI dan Polisi Diserukan Taat Hukum

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:58

Selengkapnya