Berita

Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad/RMOL

Politik

Pimpinan DPR Pastikan KPK Ikut Awasi Fit And Proper Test Calon Anggota BPK

RABU, 08 SEPTEMBER 2021 | 11:51 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Keputusan Komisi XI DPR RI menggelar fit and proper test bagi calon anggota Badan Pengawas Keuangan (BPK) secara tertutup mencuri perhatian publik. Tidak sedikit yang khawatir jalannya ujian ini tidak transparan dan akuntabel.

Bahkan, muncul juga desakan agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) turut mengawasi pemilihan anggota BPK. Setidaknya, untuk menghibdari saling prasangka adanya praktek transaksional untuk meloloskan calon tertentu.

Soal itu, Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad mengajak masyarakat menjauhkan prasangka buruk. Baiknya, semua ikut mengawasi jalannya uji kepatutuan dan kelayakan calon anggota BPK.

"Saya pikir marilah nanti kita sama-sama memantau secara transparan, nanti kita pantau bagaimana hasilnya," kata Dasco di Gedung Nusantara III, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (8/9).

Dasco mengatakan, memang sejak awal ada dinamika dalam pemilihan calon anggota BPK yang akan menjalani fit and proper test. Dinamika ini pun juga menjadi sorotan publik.

Hanya saja, lanjut Ketua Harian DPP Partai Gerindra ini, soal desakan agar KPK turut mengawasi kerja Komisi XI tak perlu dilakukan. Sebab tanpa didesak pun, KPK sudah memiliki kewajiban melakukan pengawasan.

"KPK tentu akan menjalankan tugasnya untuk melakukan pemantauan terhadap misalnya yang terjadi ada dinamika-dinamika yang mungkin dianggap akan terjadi hal-hal yang tidak sepatutnya," pungkasnya.

Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus menyampaikan bahwa praktik permainan uang dalam pemilihan calon anggota BPK sangat mungkin terjadi.

Menurut Lucius, praktik transaksional dalam perekrutan pejabat publik ini selalu muncul lantaran sudah adanya kejadian serupa, yakni pada pemilihan pejabat Bank Indonesia yang berujung pada penetapan Miranda Goeltom sebagai terpidana.

"Praktik membeli dukungan untuk mendapatkan jabatan seperti menjadi anggota BPK juga bisa saja terjadi karena toh suara anggota DPR akan menjadi penentu. Di sisi lain, nafsu para calon untuk bisa duduk di BPK sangat tinggi. Karena itu ya mungkin saja itu permainan uang itu," kata Lucius, Selasa (7/9).

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya