Salah satu cara menyelamatkan bumi dari banyaknya pencemaran lingkungan adalah dengan tidak membuang limbah minyak jelantah yang selalu dihasilkan di masing-masing rumah tangga. Selama ini limbah minyak jelantah yang dibuang ke saluran air dan tong sampah terbukti dapat merusak lingkungan.
Untuk itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Sapto Adi Sugihartono, mengimbau masyarakat Kota Semarang tidak membuang limbah jelantah. Cukup membawa dan menukarnya di 105 Bank Sampah yang tersebar di Kota Semarang.
Bahkan Sapto mengatakan, saat ini ada beberapa pihak yang melirik untuk mengolah limbah minyak jelantah menjadi energi baru terbarukan.
"Penukaran limbah minyak kepada bank sampah, saat ini ada pihak yang akan bekerjasama dengan pemkot Semarang untuk mengumpulkan minyak ini untuk dijadikan biodiesel," kata Sapto, Selasa (7/9), dikutip
Kantor Berita RMOLJateng.
Pemkot Semarang melalui DLH sedang melakukan penyusunan skema terkait dengan kerjasama antara Bank Sampah dengan pihak ketiga yang akan memanfaatkan limbah jelantah tersebut.
"Namun kami sarankan pihak tersebut untuk bisa kerjasama dengan bank sampah karena bank sampah kita desain sebagai lembaga ekonomi, meski dari sisa yang kecil-kecil tapi ekonomi bisa berjalan," tuturnya.
Sapto pun terus mendorong masyarakat Kota Semarang untuk menukarkan limbah jelantah ke bank sampah.
Pasalnya, jika limbah jelantah tidak dikelola dengan baik dan dibuang begitu saja maka berdampak pada lingkungan yakni mencemari tanah dan sumber air. Karena limbah minyak jelantah sulit menyatu dan terurai.
Sedangkan jika limbah jelantah yang mengalir ke sungai hingga ke laut maka hanya akan mengapung di permukaan dan akan menghalangi sinar matahari masuk untuk proses fotosintesis biota laut.
"Sebaiknya juga masyarakat tidak menggunakan minyak jelantah secara berulang karena bisa mengganggu sistem kesehatan tubuh kita, dan jangan sampai buang limbah jelantah sembarang, lebih baik ditukar di bank sampah agar bisa dikelola dengan baik," tandasnya.